BELAWAN
| GLOBAL SUMUT-Sepertinya sebagai anggota DPRD tak mampu atasi keluhan
dan perjuangkan aspirasi nelayan, sehingga wakil rakyat yang seharusnya
merakyat itu harus rebut tahta lembaga nelayan.
Aneh
tapi nyata tersebut terdapat di Medan. Oknum Sekretaris Komisi-B DPRD
Medan HT Bahrumsyah ikut dalam pencalonan ketua HNSI kota Medan dan
berhasil merebut tampuk lembaga nelayan yang dikenal lahan basah.
Sayangnya ketua HNSI kota Medan priode 2015-2020 HT Bahrumsyah diterpa
tudingan miring setelah usai pelantikan ,Jum'at (11/9/2015).
“Duduk
di bangku DPRD Medan saja tak pernah mau peduli dengan keluhan nasib
nelayan apalagi hanya duduk di HNSI. Perhatikan kesejahteraan nelayan
itu omong kosong, yang pasti lembaga nelayan HNSI kota Medan itu
merupakan wadah lahan basah untuk memperkaya diri, makanya yang bukan
nelayan ikut antri dalam pencalonan”. Kata nelayan Si Bederak Terjun
Sangkot.
Rumor
yang berkembang di lapangan, majunya oknum DPRD Kota Medan dalam
pencalonan ketua HNSI kota Medan semata-mata mengejar anggaran untuk
menambah kekayaan. Selain itu, kekuatan nelayan sekala kecil juga dapat
dijual dengan harga tinggi kepada pengusaha ikan Gabion Belawan.
Sebelumnya
10 dari 13 rukun nelayan menolak penetapan ketua HNSI kota Medan HT
Bahrumsyah yang juga menjabat Sekretaris Komisi-B DPRD Medan. 10 rukun
nelayan itu mengajukan penolakannya kepada DPD HNSI Sumut dan DPP HNSI
di Jakarta.
Ketua
HNSI kota Medan terpilih HT Bahrumsyah ketika dikonfirmasi tim wartawan
melalui telephon selularnya Sabtu 12/9/2015 membantah tudingan itu.
Bahrum mengaku dirinya maju hanya untuk merobah wajah HNSI Medan. “HNSI
ini bukan tempat saya untuk cari makan, saya hanya ingin merobah HNSI
ini agar lebih baik. Yang pasti kemaren dana pelantikan HNSI Medan pakai
dana saya sendiri dan bukan layangkan proposal kesana sini, itu salah
satu perbaikannya”. Kata Bahrum singkat. (song/din).
Posting Komentar
Posting Komentar