0
LABUHAN  | GLOBAL SUMUT-Pengangkatan Kepala Sekolah Dasar Negeri 068426 jln. Chaidir Kelurahan Nelayan Indah Kecamatan Medan Labuhan Nurhayati Ritonga bernuansa Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN). Pasalnya pengangkatan kepsek tersebut tidak melalui proses tender kelayakan. Parahnya Walikota Medan Zulmi Eldin (mantan-red) tandatangani SK pengangkatan untuk Nurhayati yang merangkap sebagai kepala sekolah SD Negeri 060953 jln Pancing Martubung. Aktivis kota Medan minta DPRD Medan lakukan sidak. Sabtu (12/9/2015).

“Kita sangat sesalkan pengangkatan kepala SD Negeri 068426 Medan yang tidak melalui proses uji kelayakan, pengangkatan kepsek itu berdasarkan perekrutan Walikota Medan tanpa mengikuti unsur-unsur kelayakan dan kemampuan,  oleh karenanya tidak tertutup kemungkinan adanya peraktek suap menyuap dalam pengangkatan kepsek tersebut, tentunya tidak terlepas dari Kadis Pendidikan kota Medan yang sebagai pelaku usulan”.

Demikian dikatakan pemerhati dunia pendidikan Medan Utara Abdurrahman pada sejumlah wartawan di Marelan. Sabtu (12/9/2015).

Bapak 3 orang putra itu minta DPRD Medan segera ambil tindakan. “Sebagai masyarakat yang peduli dengan pendidikan, kita minta Komisi-B DPRD Medan segera ambil tindakan. Kelayakan sebagai seorang kepala sekolah sangat menentukan kelancaran proses ajar mengajar di suatu sekolah, jangan biarkan tenaga pendidik rebutan kursi kepsek hanya untuk mengejar bantuan dana BOS, apalagi merangkap 2 jabatan kepala sekolah. Komisi-B DPRD Medan harus peka terhadap dunia pendidikan yang pengangkatannya mengacu pada KKN”. Kata Rahman.

Informasi yang dikumpul globalsumut di lapangan, Nurhayati Ritonga menjabat 2 kepala sekolah sekaligus masing-masing SD Negeri 060953 Medan dan SD Negeri 068426 Medan. Jarak tempuh ke dua sekolah itu berkisar 7 km.

Sebelumnya Nurhayati dikenal tidak mampu menjaga keharmonisan sesama guru di tempatnya bertugas, tak heran jika masalah warnai proses belajar mengajar di sekolah tersebut. Selain itu, kedisiplinan dan tanggung jawab Nurhayati sebagai kepala sekolah belum memadai, begitu juga dengan penggunaan dana BOS yang realisasinya tertutup.

KUPT Medan Labuhan yang akrab disapa Bunda Minda ketika dikonfirmasi melalui telephon selularnya, Sabtu (12/9/2015) tidak berhasil. Telephon genggam yang selalu digunakan KUPT itu tidak aktif. (mn/bu).

Posting Komentar

Top