0
LABURA | GLOBAL SUMUT-Meskipun disebut-sebut sebagai orang kesayangan Distrik Manager DELAB 3 Aek Nabara Ir. H. Hadi Syahfitri yang telah mengantar sosok Plt. Manager Ir. JG Paais sebagai pengelola Kebun Labuhan Aji tapi keraguan elemen masyarakat yang awalnya sudah sangat meragukan kinerjanya kini mulai menilai sepak terjangnya seperti menjadi virus berbahaya bagi perusahaan Negara PN III Kebun Labuhan Aji yang makin terancam masa depannya.

Kesempatan dalam menggunakan jabatan di perkebunan Negara adalah MOTTO yang dikibarkan Plt. Manager Ir. JG PAAIS yang dituding elemen masyarakat sangat terindikasi sebagai gembong KKN di PN III Kebun Labuhan Aji.

Soal buruknya pelaksanaan kinerjanya yang menuai banyak permasalahan menjadikan nilai plus atas tudingan miring kepadanya yang tidak serius dan semena – mena dalam mengelola kebun yang dipimpinnya  ‘ bukan saja hal ini menjadikan makin buruknya kondisi tanaman karet TM dan TBM, membusuknya ratusan ton buah sawit ( TBS ) yang tidka terangkat dari lapangan oleh transportasi rekaman yang kabarnya telah menyetor upeti kepada Plt. Manager.

Kini kehancuran masa depan tanaman karet mulai menuai masalah ditambah adanya agenda pelaksanaan tanaman menghasilkanTenaga pemborong ( TMTP ) yang di prediksikan kegiatan anemeran deresan ini langsung dikerjakan pihak kebun.

Hal ini dapat ditinjau dari mekanisme kerja dan penggunaan fasilitas milik kebun hingga karyawan kebun dilibatkan dalam pelaksanaan kegiatan proses penimbangan produksi getah mentah berkadar ( DRC) rendah.

Hasil investigasi di lapangan kebun lokasi anemeran kamis ( 06/8 ) tidak selayaknya pohon-pohon karet tahun tanam 1997 ini telah rusak kulit batang sadapannya bahkan persentasi volume tanaman yang hidup sangat menyedihkan akibat indikasi permainan mulai olah tanah tanaman ulang ( TU ) hingga penyadapan asal-asalan.

Melihat tahun taman ini seharusnya perusahaan Negara yang disebut-sebut professional dalam mengelola kebun sangat tidak wajar bila telah melakukan program borongan anemeran seperti ini yang menjadi peluang berkembangnya KKN didalam tubuh kebun.

Ketika hal ini ditanyakan kepada krani timbangan getah Slab jemek di TPH Afd. I Kebun Labuhan Aji ( 06/8 ) “ menyatakan ! memang luas areal + 50 Ha saya hanya di utus petinggi kebun untuk tambahan premi kerja, harga /kg Rp 1500,- di bayar kepada penderes luar.

Ketika hal ini dikonfirmasikan kepada Plt. Manager melalui pos ( 06/8), satpam mengatakan belum  bisa di temui, ada tamu, APK dinas keluar .

Mengomentari hal ini Sekjen LSM ICW Labura M. Nasution “ Kita sangat kecewa atas penempatan bagi para manager yang silih berganti di Kebun Labuhan Aji rata-rata mau pensiun (BMT) atau Plt mencari peningkatan jenjang jabatan saja, padahal hasil dalm pelaksanaan pengelolaan lapangan kebun milik negara ini semakin menjadi dilema atas kerugian negara yang cukup besar. Yang pasti kita kembali akan menyurati Dirut Bagas Angkasa dan pihak Kementrian BUMN”. (Tan)

Posting Komentar

Top