0
PENGUKUHAN DPW GBN. Plt Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi berfoto bersama usai mengukuhkan DPW GBN Sumut sekaligus dialog degan tema Selamatkan Bangsa dan Kokohkan Negara di Gedung Binagraha Pemprovsu, Jl Diponegoro Medan, Rabu (12/8/2015)
MEDAN | GLOBAL SUMUT-Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Ir H Tengku Erry Nuradi MSi berharap Gerakan Bela Bangsa (GBN) menjadi wadah menumbuhkan kembali rasa cinta (sense of belonging) terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Harapan tersebut disampaikan Tengku Erry Nuradi dalam acara Pengukuhan Pengurus DPW Gerakan Bela Negara (GBN) Sumut dan sekaligus dialog degan tema Selamatkan Bangsa dan Kokohkan Negara di Gedung Binagraha Pemprovsu, Jl Diponegoro Medan, Rabu (12/8/2015).

Hadir dalam acara itu Ketua DPP GBN Mayjen TNI Purn Budi Sujana, Sekrtaris DPP Marsekal TNI Purn Amirullah Amin, mewakili FKPD Pemprov Sumut, Kepala Badan Kesbangpolinmas Sumut dan sejumlah pengurus DPW GBN Sumut.

Erry menegaskan, rasa cinta terhadap tanah air itu mulai memudar dari generasi muda saat ini. Hal itu dapat terlihat dari kehidupan bermasyarakat. Padahal, ancaman terhadap kedaulatan bangsa saat ini, tidak hanya dalam bentuk penjajahan seperti jaman kolonial.

“Utuk mempertahankan kedaulatan NKRI tidak lagi melakukan perang fisik seperti yang dilakukan para pejuang terdahulu. Saat ini ancaman kedaulatan negara kita bisa datang dengan cara merusak generasi muda sebagai pondasi bangsa,” ujar Erry.

Tidak itu saja, Erry menyebutkan, NKRI juga sedang dijajah dari sisi ekonomi. Itu terbukti dengan masyarakat yang lebih menyukai produk luar dari pada produk lokal. Belum lagi menjamurnya barang ilegal dan narkoba yang dapat merusak generasi muda penerus bangsa.

Sebagai bentuk antisipasi, seluruh elemen masyarakat harus menyadari masih berlangsungnya penjajahan oleh pihak tertentu yang tak ingin NKRI terus berdaulat.

“Untuk itu semua pihak harus bersinerji dalam kebersamaan. Tidak kalah penting, kita harus meningkatkan kualitas SDM. Apalagi kita akan dihadapkan pada Masyarakat Ekonomi Asean yang akan dimulai akhir tahun ini,” harap Erry.

Jika tidak mampu bersaing, masyarakat akan menjadi penonton di rumah sendiri, mengingat kualitas SDM sejumlah Negara Asean tidak dapat dipandang sebelah mata.

Dalam kesempatan itu, Erry juga mengingatkan bahaya laten seperti komunisme yang secara sembunyi masih berusaha menanamkan ideologinya di NKRI.

“Bahaya laten Komunisme ada di pelupuk mata kita. Kita harus antisipatif dan bergerak cepat untuk menghadangnya,” ajak Erry.

Sementara Ketua DPP GBN Mayjen TNI Purn Budi Sujana mengatakan, idiologi Pancasila sudah mulai pudar dari generasi muda. Bahkan tidak sedikit para pelajar yang tidak memahami betul secara gambling Pancasila.

“Anak-anak sekolah banyak yang tidak hapal pancasila. Ini bahaya,” ujar Budi.    
Budi juga mengatakan, masyarakat Indonesia saat ini terlena sebagai pengguna teknologi, bukan pencipta teknologi. Masyarakat puas sebagai pemakai, bukan sebagai produsen.

“Parahnya kita mengedepankan gengsi. Salah satunya penggunakan alat komunikasi handphone. Indonesia merupakan salah satu pengguna HP terbanyak bahkan mengalahkan jumlah pendduduk kita,” jelas Budi.

Budi menegaskan, kondisi tersebut tidak terjadi seketika, namun melalui proses panjang. Pihak asing terus melakukan siasat untuk mencekoki generasi muda dengan hasil karya cipta yang melenakan.

“Begitu juga produk air minum kemasan yang 70 persen dikuasi pihak asing. Ini juga perlu mendapat perhatian kita bersama,” sebut Budi. (red)

Posting Komentar

Top