MEDAN
| GLOBAL SUMUT- Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara (Sumut)
Ir H Tengku Erry Nuradi MSi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk
merapatkan barisan dalam upaya mencegah dan menangkal radikalisme dan
terorisme.
Ajakan
tersebut dikemukakan Tengku Erry Nuradi dalam acara Dialog Pencegahan
Radikalis Terorisme di Kalangan Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh
Adat dan Budaya Sumut yang di gagas Forum Koordinasi Pencegahan
Terorisme (FKPT) Sumut di Hotel Grand Kanaya, Jl Darussalam Medan, Sabtu
(15/8/2015).
Hadir
dalam acara itu Kepala Kesbanglinmaspol Sumut Drs. Eddy Syofian M.Ap,
Sekertaris FKPT Sumut, Zulkarnaen, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh
adat dan puluhan peserta lainnya.
Dalam
kesempatan itu, Erry menegaskan, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh
adat dan semua elemen masyarakat, merupakan garda terdepan sekaligus
memiliki peran strategis dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat
awam akan bahaya radikalisme dan terorisme.
“Kita
harus mampu memberikan pemahahaman bahawa perbedaan keyakinan,
perbedaan suku, adat istiadat dan budaya, serta perbedaan pandangan
politik, merupakan anugrah yang harus kita syukuri. Perbedaan itu
justeru membuat Sumatera Utara kaya akan keberagaman,” ujar Erry.
Namun,
sebut Erry, perbedaan itu harus melebur dalam kebersamaan. Jika tidak,
perbedaan akan menjadi jurang pemisah yang dapat mengancam stabilitas
keamanan dan kondusifitas bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
“Mari
kita saling isi ditengah perbedaan yang ada. Pelangi itu indah karena
dihiasi banyak warna. Itulah Sumatera Utara,” sebut Erry.
Tidak
lupa Erry menyatakan apresiasi kepada tokoh agama, tokoh masyarakat,
tokoh adat yang responsif dalam upaya menangkal dan mencegah radikalisme
dan terorisme di Sumut.
Dengan
adanya pemahaman yang sama, tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh
adat, dapat mengidentifikasi potensi ancaman radikalisme dan terorisme
di lingkungan masyarakat sekaligus membantu negara dalam upaya
pencegahan terorisme.
“Saya
berharap, Sumatera Utara menjadi contoh akan indahnya kebersamaan.
Selain itu, kebersamaan efektif menciptakan suasana kondusif bagi
masyarakat,” puji Erry.
Sementara
Kepala Kesbanglinmaspol Sumut, Drs Eddy Syofian M.Ap berharap kepada
seluruh komponen masyarakat di Sumut untuk tetap bersatu menjaga
kondusifitas keamanan dan keharmonisan. Jangan sampai intoleransi
beragama seperti tragedi Tolikara terjadi di Sumut.
“Kita
berharap, semua lapisan masyarakat tidak memberikan ruang gerak
sedikitpun kepada palaku onar berupa aksi radikalisme dan terorisme
terjadi di Sumut. Kita harus melakukan antisipasi secara dini,” ajak
Eddy.
Sekertaris
FKPT Sumut, Zulkarnaen menyatakan, dialog tersebut tidak hanya menjadi
ajang silaturrahmi, tetapi lebih dari itu, menjadi landasan kerjasama
tokoh agama, tokoh masyrakat dan tokoh adat dalam mencegah aksi
terorisme dan radikalilsme.
“Sinergitas
kelompok masyarakat itu mutlak dilakukan, mengingat korban aksi
kejahatan radikalisme dan terorisme bisa siapa saja, tanpa memilih latar
belakang agama, suku maupun etnis budaya,” ujar Zulkarnaen.
Dialog
itu juga diharapkan memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang
konsep dan bahaya paham radikalisme dan terorisme yang secara
tersembunyi tumbuh di tengah masayarakat.
“Sejumlah
tema yang biasa digunakan kelompok radikal untuk dalam menghasut
masyarakat, seperti pemelintiran makna jihad. Dalam dialog, tema-tema
agama yang sering disalahtafsirkan tersebut akan diekplorasi dan
diluruskan oleh sejumlah pakar kompeten,” tambah Zukarnaen. (red)
Posting Komentar
Posting Komentar