LABURA
| GLOBAL SUMUT-Pelaksanaan program Anemeran di perkebunan PN III Kebun
Labuhan Aji Labura bukti tidak profesionalnya BUMN PN III bidang
perkebunan ini dalam mengelola sebuah perkebunan raksasa yang telah
banyak mendapatkan piagam penghargaa.
Hal
ini dinilai elemen sebagai pemborosan waktu tanaman ulang dan target
perdana sadapan di masa depan kebun Negara ini, hingga berdampak pada
kerugian Negara yang cukup besar, belum lagi dugaan adanya permainan
pada borongan deresan ini seluas ±50 Ha menjadikan peluang KKN dengan
adanya peluang kesempatan bagi para pelaku-pelaku kejahatan di kebun
Negara ini untuk bermain mengeluarkan hasil produksi Cup lumps dan getah
Compo di areal tersebut merambah hingga ke areal tanaman kebun inti
yang bersebelahan dengan areal Anemeran. Tidak terlepas bila terjadi
kesilapan pemberian KADAR ( DRC) setoran getah slab harian anemeran ini
ke pabrik kebun juga sangat berdampak pada DRC hasil produksi karet
kebun inti. Sudah selayaknya pihak PN III segera menyetop program
kegiatan yang bakal menjadi boomerang perusahaan ini dan segera
melakukan Reflanting hingga melakukan tanaman ulang pada areal yang
dianggap sudah tidak layak lagi diproduksi oleh pihak kebun .
Seperti
hasil investigasi di lapangan di areal tanaman karet tahun 1997 di
lokasi areal Afd I Kebun Labuhan Aji seluas + 50 Ha Ditemui beberapa
puluh tenaga deres asal beberapa desa seputaran kebun ‘ yang setiap
harinya menyadap dan mengutip getah latek sadapan dengan melakukan
pengentalan kutipan getah melalui campuran air yang berlebihan. Ada
beberapa mangkok penampung tetesan getah yang telah menjadi getah compo
seperti sengaja di tinggalkan. Bahkan dalam kegiatan penimbangan hasil
produksi di TPH Kebun Labuhan Aji melibatkan 3 ( tiga ) orang karyawan
kebun dan seorang krani timbang Afdeling.
Ketika
dilokasi timbang krani di konfirmasi atas proses ini kamis ( 06/8)
mengatakan bahwa “ saya memang diutus dari kantor untuk tugas mencatat
penimbangan getah penderes anemeran, sehari 1 ton hingga 1.400 kg getah
slab hasil deresan mereka, selanjutnya produksi anemeran ini dibawa ke
pabrik Membang Muda, masalah harga kepada penderes Rp 1500 / kg, masalah
lain saya tak paham “ ungkap krani timbang.
Ketika
hal ini ingin dikonfirmasikan kepada Plt. Manager kamis ( 06/8) Ir. JG.
Paais melalui pos, satpam mengatakan belum bisa ditemui ada tamu dari
Distrik (Tan )
Posting Komentar
Posting Komentar