MEDAN
| GLOBAL SUMUT-Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Ir H
Tengku Erry Nuradi menggelar pertemuan dengan manajemen PT. PLN
(Persero) Wilayah Sumut, terkait maraknya keluhan masyarakat akibat
pemadaman listrik, terutama pada bulan Ramadhan.
Pertemuan berlangsung di ruang kerja Tengku Erry Nuradi, kantor Gubernur Sumut, Jl Diponegoro Medan, Rabu (8/7/2015).
Hadir
dalam pertemuan tersebut Direktur Pengembangan PT PLN (Persero) Pusat
Nasri Sebayang didampingi petinggi lain diantaranya General Manager (GM)
PLN Wilayah Sumut Dian Anto, GM Pembangkitan Sumbagut Sugianto, GM
Proyek Pembangkit Sumbagut M Rafiq, GM PLN Unit Induk Pembangunan III
Robert Purba, GM Pusat Pengandalian dan Penyaluran Beban Eko. Wagub
Sumut didampingi Assisten Ekbang Provsu Hj Sabrina dan Kepala Dinas
Pertambangan dan Energi .
Usai
pertemuan, kepada wartawan Tengku Erry Nuradi menyatakan, pemadaman
listrik mengakibatkan masyarakat terganggu melaksanakan ibadah pada
bulan Ramadhan.
“Jelang
Ramadhan kemarin, saya sudah meminta kepada PLN untuk menjaga
stabilitas listrik pada bulan Ramadhan, agar tidak mengganggu ibadah,
terutama pada malam hari,” ujar Erry.
Erry
mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut menerima banyak keluhan
dengan adanya pemadaman yang terjadi di sejumlah wilayah.
“Hari
ini kita undang pihak PLN untuk menjelaskan berbagai persoalan yang
menyebabkan listrik sering padam. Apa kendalanya sekaligus apa
solusinya. Masyarakat butuh penerangan dan daya untuk beraktifitas,
terutama pada malam hari, apalagi saat bulan Ramadhan dan menjelang
Lebaran,” tambah Erry.
Erry
berharap beroperasinya PLTA Asahan III dapat mengurangi krisis listrik
di Sumut, setelah terkendala lebih dari 10 tahun terakhir. Izin pinjam
pakai lahan dari Kementerian Kehutanan sudah terbit pada 25 Juni 2015,
sehinga kendala utama dalam proses pembangunannya dengan ini sudah
menampakkan titik terang.
“Izin
Pinjam Pakai kawasan hutan sudah keluar, sehingga Pemerintah Provinsi
beserta Pemkab Tobasa dan Asahan akan segera membentuk Tim
Inventarissasi Pengusaan Pemilikan Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
dalam Hutan (IP4T) yang nantinya di ketuai oleh BPN,” papar Erry.
Lebih
lanjut Erry mejelaskan, dalam kawasan hutan yang akan dibangun PLTA
Asahan III tersebut, terdapat 87 persen areal yang dikeluarkan
sertifikatnya oleh BPN.
“Perlu
diinventarisir apakah sertifikat tersebut keluar sebelum SK 44 tahun
2005. Apabila sebelum SK tersebut, maka Menhut akan merevisi izin pinjam
pakai kawasan yang dikeluarkan, jika ini selesai, PLN akan segera
melaksanaan pembangunan pembangkit Asahan III,” sebut Erry.
Sementara
Direktur Pengembangan PLN Pusat Nasri Sebayang menyatakan, pemadaman
listrik tidak dapat dihindarkan akibat tinginya beban puncak yang
terjadi saat ini mencapai 1850 Megawatt.
“Beban puncak tahun ini sudah mencapai 1850 Megawatt, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Nasri.
Salah
satu penyebab defisit listrik di Sumut saat ini akibat pemeliharaan dan
pemriksaan tahun pertama (first year inspectiounit) PLTU Nagan Raya.
“Setelah
beroperasi tahun pertama, pembangkit wajib mendapat pemeriksaan.
Kebetulan proses pemeriksaan dilakukan bertepatan pada bulan Ramadhan.
Pemeriksaan ini sudah menjadi ketentuan pembangkit. Harus dihentikan
operasionalnya untuk diperiksa dan dibongkar,” jelas Nasri.
Kapasitas
pasokan listrik Sumut hanya memiliki cadangan 100 MW. Jumlah itu jauh
dari cukup untuk memenuhi kebutuhan daya di seluruh wilayah di Sumut.
Idealnya cadangan listrik 30% dari beban puncak yaitu minimal 550 MW,
karena rata-rata pertumbuhan ketenagalistrikan di Sumut pertahun
mencapai 6 persen sampai 7 persen, lebih rendah dari rata-rata
pertumbuhan beban puncak.
“Beban
puncak tumbuh 12 %, sementara pertumbuhan energy hanya 6 sampai 7
persen. Makanya kita tetap perlu membangun pembangkit,” jelas Nasri.
Dalam kesempatan itu, Nasri juga menjelaskan, krisis listrik Sumut baru
benar-benar tuntas pada tahun 2019. Sebagaimana program pemerintah
selama 2015-2019 akan membangun pembangkit 35 ribu Megawatt. Dari
program dimaksud Sumbagut akan masuk tambahan 2.300 Megawatt yang saat
ini sebagian sudah masuk proses konstruksi dan sebagian pelelangan .
“Ditargetkan
pada tahun 2019, cadangan listrik Sumut minimum 30% dari Beban Puncak
akan tercapai sehingga kendala pemadaman listrik ke depannya tidak lagi
terjadi,” katanya.
Dijelaskanya,
PLTU Pangkalan Susu sebesar 2 x 200 Megawatt saat ini dalam tahap
penyelesaian. Menurutnya PLTU Pangkalan Susu menjadi tulang pungung
mendukung system tenaga listrikan mulai Aceh, Sumut hingga perbatasan
Riau. Sekarang PLTU Pangkalan Susu sedang pengujian akhir, dalam bulan
depan dioperasikan secara komersial. Walaupun belum beroperasi secara
komersil, tapi daya pembangkit masuk ke dalam sistem, dimana sehari
beroperasi masuk total 320 Megawatt untuk 2 unit, dan Desember
diperkirakan mencapai 400 Megawatt.
Sementara
itu PLTG Arun dengan kapasitas 180 Megawatt, pada September sudah masuk
dalam system dimana blok pertama masuk sebesar 43 Megawatt dan total
180 Megawatt masuk pada Desember.
PT
PLN juga melakukan ekspansi tahun ini mulai pembangunan PLTU Pangkalan
Susu tahap III dan IV sebesar 2x220 Megawatt diharapkan selesai 2018.
Sedangkan PLTP Sarula sebesar 330 Megawatt direncanakan beroperasi pada
tahun 2017-2018.
“Mudah-mudahan tidak ada kendala masalah lahan dan jaringan transmisi yang menghambat,” tutup Nasri. (red)
Posting Komentar
Posting Komentar