KABANJAHE
| GLOBAL SUMUT-Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) mengajak
dunia perbankan, pengembang perumahan dan pihak swasta saling dukung
dalam upaya membangun perekonomian masyarakat ditengah erupsi Gunung
Sanabung yang tak kunjung berakhir.
Ajakan tersebut disampaikan
Tengku Erry Nuradi saat meninjau kondisi terkini pengungsi Gunung
Sinabung sekaligus menyerahkan bantuan sembako di Posko Gedung Serbaguna
KNPI dan Gereja Paroki Kabajahe, Karo, Minggu (5/7/2015).
Turut
bersama rombongan Wagub, sejumlah pengurus Yayasan Budha Tzu Chi,
pengurus Perkumoulan Marga Wijaya, pengrus Ikatan Alumni Universitas
Sumatera Utara (IKA-USU) dan sejumlah pengurus IKA-SMAN 4 Medan. Dalam
kesempatan itu, Erry menyatakan, bencana Gunung Sinabung telah
mengganggu roda perekonomian masyarakat dalam 3 tahun terakhir.
Bahkan
sebagian masyarakat yang selama ini menggantungkan mata pencarian
sebagai petani, tidak lagi dapat menanami lahannya dengan berbagai macam
sayuran dan tanaman buah.
"Kita
tidak dapat menebak secara pasti kapan bencana Gunung Sinabung
berakhir. Fakta yang kita rasakan, masyarakat yang tinggal di kaki
Gunung Sinabung kini menjadi miskin. Saya sendiri belum mendapat
informasi dari Badan Pusat Statistik Sumut, kenaikan angka kemiskinan
akibat Gunung Sinabung," sebut Erry.
Dengan
kondisi demikian, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut dan Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Karo, mengajak dunia perbankan memberikan solusi
pembiayaan kepada masyarakat dalam membangun usaha baru.
"Pertanian
tidak lagi dapat diharapkan. Tentu masyarakat harus memiliki usaha lain
yang dapat menjamin kelangsungan hidup. Dunia perbankan, menjadi
harapan untuk mengucurkan pinjaman lunak yang dapat mendorong masyarakat
membangun usaha baru selain bidang pertanian," harap Erry.
Erry
juga mengatakan, erupsi Gunung Sinabung juga mengakibatkan tingginya
kredit macet akibat kemampuan masyarakat menurun drastis dalam memenuhi
tanggungjawabnya membayar kredit kepada pihak perbankan.
"Ini
juga layak mendapat solusi dari dunia perbankan. Apakah diputihkan atau
seperti apa, tentu harus mendapat solusi. Intinya, masyarakat terbantu
dan tetap dapat melaksanakan kegiatan usaha. Dengan begitu, kredit macet
mendapat solusi," tambah Erry
Erry
tidak lupa mengajak pihak pengembang perumahan seperti Real Estate
Indonesia (REI) untuk berperan dalam menyediakan rumah layak huni bagi
masyarakat. Tentu perlu diingat, kemampuan ekonomi korban Gunung
Sinabung relatif lemah dalam membeli rumah.
"Tetapi
bukan berarti tidak ada solusinya. REI sebagai salah satu organisasi
yang membidangi penyediaan rumah, kita harap mengambil peran dalam
menyiapkan rumah layak huni bagi masyarakat," harap Erry.
Kemampuan
pemerintah sendiri dalam menyediaan perumahaan bagi korban erupsi
Gunung Sinabung sangat terbatas. Dari 370 rumah yang direncakan dibangun
pada tahap pertama, hanya sekitar 103 yang telah siap huni.
"Selebihnya
kini masih dalam tahap pembangunan dengan memaksimalkan bantuan tenaga
dari Kodam I Bukit Barisan. Tahap pertama telah diserahkan kepada
masyarakat dari Desa Bakerah. Jumlah itu jauh dari kebutuhan masyarakat
pengungsi. Sementara beberapa desa lain belum mendapatkan rumah," jelas
Erry.
Relokasi
berada dikawasan hutan produksi di Siosar, Kecamatan Merek, Kabupaten
Karo, Provinsi Sumatera Utara. Sekitar 17 km dari kota Kabanjahe, ibu
kota Kabupaten Karo.(red)
Posting Komentar
Posting Komentar