MEDAN
| GLOBAL SUMUT-Presiden Joko Widodo mengucurkan dana bantuan
kemanusiaan sebesar Rp 6 miliar untuk pengungsi erupsi Gunung Sinabung,
Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Kepala
Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Medan,
Selasa, mengatakan, dana untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi pengungsi
itu sudah diserahkan langsung oleh Kepala BNPB, Syamsul Maarif kepada
Bupati Karo.
Penyerahan
bantuan dilakukan di Karo saat Syamsul memantau kondisi pengungsi
sebelum melakukan rapat koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Sumut dan
sekaligus buka puasa bersama di rumah dinas Gubernur Sumut.
Mengutip
pernyataan Syamsul Maarif, Sutopo menyebutkan, Pemerintah tidak tinggal
diam dengan kondisi masyarakat di sekitar Sinabung. Menurut Syamsul,
tidak diketahui sampai kapan erupsi Sinabung berakhir dan Pemerintah
akan terus membantu.
Sejak
terjadi erupsi kembali di September 2013 hingga Juni 2015, BNPB telah
memberikan bantuan Rp 141,2 miliar untuk Pemkab Karo dan masyarakat
korban Sinabung.
Syamsul,
kata dia, juga menegaskan, bencana Sinabung belum bisa dijadikan
bencana nasional karena Pemkab Karo dan Pemprov Sumut masih beraktivitas
normal. Bencana Sinabung berbeda dengan Tsunami di Aceh 2014.
"Jika
dana APBD Pemkab Karo dan Pemprov Sumut terbatas, tidak menjadi masalah
karena Pemerintah Pusat tetap membantu untuk kepentingan bencana itu,"
kata Syamsul.
Namun,
ujarnya, Pusat meminta Bupati Karo dan Gubernur Sumut menunjukkan
tanggung jawabnya dalam menangani bencana dan masyarakat yang menjadi
korban erupsi Sinabung.
Pemerintah Pusat sendiri berjanji mempercepat pembangunan rumah bagi warga yang di relokasi.
Dewasa
ini sudah terbangun 112 unit rumah di Desa Siosar dan pada akhir
Agustus 2015 dijadwalkan semuanya atau 370 unit akan selesai. Aktivitas
erupsi Gunung Sinabung hingga Selasa, masih tinggi hingga Selasa, 23
Juni.
Hujan
abu tipis mengguyur sisi selatan-tenggara dari puncak Gunung Sinabung
dan berdampak meningkatnya jumlah pengungsi menjadi 10.184 jiwa atau
3.030 kepala keluarga yang tersebar di 10 pos pengungsian.
Jumlah
pengungsi itu dinamis karena sebagian pengungsi, khususnya pria dewasa,
sering kembali ke rumahnya untuk memelihara kebun atau tanaman
pertaniannya.
Sebagian warga juga menginap di rumah saudara atau kerabatnya yang berada di dekat pos pengungsian. (San-03)
Posting Komentar
Posting Komentar