MEDAN
| GLOBAL SUMUT- Ketua TP PKK Sumut Hj Sutias Handayani Gatot Pujo
Nugroho mengatakan orangtua yaitu ayah dan ibu paling berperan dan
bertanggungjawab membentuk karakter anak.Hal ini disampaikannya pada
saat menjadi narasumber Seminar Mukhtamar nasional XXIX Pelajar Islam
Indonesia ,Sabtu (9/5) di Asrama Haji Medan.
Hadir
pada acara tersebut Sutanto anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia
(KPAI) Republik Indonesia serta Prof Damayanti Lubis anggota DPD RI
asal Sumut serta peserta PII dari sejumlah Provinsi.
Sutias
mengatakan pentingnya peran ayah dan ibu untuk membuat karakter seorang
anak dan kelak menjadi generasi penerus bangsa. "Kita semua tau kalau
pendidikan anak diawali dari rumah, bila didik secara baik maka baiklah
dia, bila didik dengan kekerasan maka hasilnya akan keras pula,"ujar
Sutias yang menyajikan makalah dengan judul Membentuk Karakter Anak Anti
Kekerasan, Menuju Generasi Emas 2020.
Untuk
itu tokoh perempuan Sumut ini berpesan kalau ayah dan ibu memiliki
peran sama penting untuk tumbuh kembang anak. Tapi ironisnya saat ini
lingkung keluarga. "Sangat disayang prilaku kekerasan berasal dari orang
terdekat anak seperti orang tuanya, dan lingkungan keluarga juga
sekitar rumah hingga sekolah,"Bahkan ibu sendiri tanpa sungkan memarahi
bahkan memukul anak,"papar Sutias yang baru saja menyelesaikan sarjana
ekonomi dari salah satu perguruan tinggi swasta di Medan.
Selain
itu dalam makalahnya Sutias menjelaskan bahwa sekolah juga tak luput
dari prilaku kekerasan, "Sekolah yang harusnya menjadi tempat menimbah
ilmu ternyata berdasarkan survei ICRW 84 persen anak Indonesia alami
kekerasan,"ungkapnya.
Hal
itu dibenarkan Sutanto anggota KPAI Pusat, bahwa cara mendidik orang
tua kita malah kita turunkan kepada anak kita, begitu juga cara
pendidikan di sekolah pada umumnya. "Sayangnya kita harus mencari solusi
positif untuk mendidik anak. Harus disadari kalau saat ini persoalan
mendidik anak zaman orang tua kita sangat jauh berbeda dengan zaman kita
sekarang mendidik anak,"jelasnya.
Selain
itu Sutanto juga menjelaskan sikap bully (mengejek/ memperolok-olok)
sangat berdampak sangat jelek pada anak, khususnya masa tumbuh kembang
piskologi anak. "Anak yang bisanya dibully adalah anak yang pendiam
sehingga nanti anak menjadi minder dan tak percaya diri, ini akan
menghambat prestasinya kedapan,"katanya.
Sementara
Damayanti, selaku anggota DPD RI mengaku, kalau sebagai perwakilan
daerah selalu memberi regulasi ke parlemen tapi yang menentukan adalah
DPR RI."Selalu kita mendapat dan memberi masukan ke DPR RI hanya saja
keputusan tidak wewenang kita, maka sering tak terealisasi dan ini
termasuk tentang pendidikan anak,"jelasnya.
Kendati demikian Damayanti menyarankan agar kedepan kita mendidik anak-anak kita.(*ulfah)
Posting Komentar
Posting Komentar