LABURA | GLOBAL SUMUT-Berbagai
elemen di labura mulai ribut dan mengecamkebijakan pn 3 klsji laburayg
semena mena memberlakukan kerja rodi ala kolonial belanda kepada
generasi penerus bangsa ,yakni para pelajar yg sedang magang di kebun
negara ini. Ha ini terjsdi terinfikadi telah adsnya kesepakatan antara
manager roberto simanjuntak dengan krani personalia supriadi yg di beri
jabatan rangkap sebagai boneka menjadi ketua sp,bun setempat.
memanfaatkan
para pelajar menjadi budak bongkar muat pupuk2 milik perusahaan di
gudang kebun. Padahal sp.bun memilik serikat anggota untuk itu yg yg
aturannya serta upah telah diatur dalam kesepakatan.
Sangat
tragis dan menyedihkan,kejadian pembodohan bagi 8 pelajar kelas 2
smk,pp kualuh selatan labura yg ber pkl exstra kurikulum di kebun ini
senin 30maret berharap di beri kesempatan meraih ilmu tapi ternyata
lain yg di terima,berdalih biar pintar mengikuti program kebun ternyata
di pecundangi dan di manfaatkan menjadi budak bongkar muat sebanyak
bongkaran 5 ton pupuk milik kebun tanpa di beri apapun ,manalagi di beri
makan minumpun tidak disediakan.mengakibatkan rasa keletihan dan
menurunnya semangat belajar para generasi anak bangsa ini.yg dijadikan
sebagai pembodohan oleh pihak kebun.ketika hal ini di konfirmasikan
kepada manager ,askep dan ketua spbun supriadi melalui sms hp seluler,
tidak satupun membalas, bahkan ingin di temui di kantor kebun terhalang
satpam di pos.
Mengomentari
hal ini ketua lsm lppn labura bangkit hsb kamis 2,april sangat mengecam
dan memprotes hal ini,entah apa fasalnya sejak keberadaan manager
roberto simanjuntak dan ketua spbun supriadi banyak sekali permasalahan
di dalam kebun ini bahkan segala cara di halalkan seperti memanfaatkan
anak pelajar di bawah umur seperti ini sebagai kuli mereka jelas tak
manusiawi dan mempermalukan perusahaan negara saja hal buruk seperti ini
tak layak di biarkan berlanjut.
Menerangkan
kabid pengawasdisnaker labura haris fadillah sitorus di ruangannya
kamis 2 april ,jika ini benar jelas sudah menyalah,apalagi anak pelajar
masih di bawah umur.kalau mereka ber pkl kan untuk belajar di kebun itu
bukan mau di jadikan buruh,kalau pelajar di suruh jadi buruh sudah
kacau negara ini,jelas telah menyalahi aturan dan sangat fatal.
Kita
sarankan ,agar setiap sekolah yg mengirim siswanya ntk ber pkl seperti
ini agarberkordinasi dan menyampaikan surat secara resmi kepada kami
agar dapat kami turut mengkontrolnya juga.begitu juga pihak kebun (TAN)
Posting Komentar
Posting Komentar