MEDAN | GLOBAL SUMUT- Ekspor
Sumatera Utara ke Bangladesh terus naik yang antara lain dipicu
meningkatnya permintaan dari negara itu berupa rempah-rempah khususnya
pinang dan minyak sawit mentah (crude palm oil atau CPO).
"Kenaikan
ekspor ke Bangladesh pada awal tahun ini menggembirakan karena pada
umumnya di periode ini nilai ekspor Sumut ke berbagai negara mengalami
penurunan,"kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Wien
Kusdiatmono di Medan, Minggu.
Pada
Januari-Februari, hanya ke Bangladesh, India, Mesir, dan Amerika
Serikat yang mengalami kenaikan ekspor. Sementara semua negara
mengalami penurunan sehingga secara keseluruhan ekspor Sumut turun
hingga 11,54 persen atau tinggal 1,183 miliar dolar AS dari periode sama
sebelumnya yang mencapai 1,549 miliar dolar AS.
Menurut
dia, salah satu yang mendukung kenaikan ekspor ke Bangladesh adalah
rempah-rempah khususnya pinang dan CPO. Hal sama juga terjadi ke India
yang juga sebagai pengimpor terbesar CPO dan rempah-rempah.
Kepala
Seksi Hasil Pertanian dan Pertambangan Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Sumut Fitra Kurnia menyebutkan, ekspor biji pinang memang
terus naik.
Bukan
hanya ke Bangladesh, Pakistan, dan India, bahkan ekspor pinang itu naik
tajam ke Thailand yang juga penghasil pinang. Permintaan yang besar
dari Thailand karena negara itu sudah menjadikan biji pinang sebagai
industri hilir dan konsumsi.xxxxxxxxxxxxx Pada Maret 2015, ekspor
pinang, misalnya, meningkat hingga 270 persen dari tahun 2014 atau dari
volume 2.160.905 kilogram menjadi 7.653.813 kilogram. Dampaknya, nilai
ekspornya juga naik dari 1,993 juta dolar AS menjadi 7,380 juta dolar
AS.
"Naiknya
ekspor pinang itu melegakan karena tahun sebelumnya menurun akibat
antara lain India menghentikan impor dengan dalih kualitas yang tidak
bagus," katanya.
Sumut
termasuk produsen pinang terbesar di Indonesia dengan sentra produksi
antara lain Kabupaten Asahan, Batubara, Serdang Bedagai, Deliserdang,
dan Langkat.(red)
Posting Komentar
Posting Komentar