LABURA | GLOBAL SUMUT -Usai
mengolah anggaran ADD , meski pun belum berakhir masa jabatan akhirnya
camat Kualuh Selatan Irwansyah Pohan menyingkirkan Kadus M.Rifai Harahap
yang selama enam bulan di angkat menjabat sebagai PJ Kades Damuli Kebun
Kecamatan Kualuh Selatan Labura, Ia kecewa dengan Sk Camat atas
pemutusan masa jabatan sepihak dan tidak di hadiri acaranya oleh camat.
Melihat
kebijakan atas sikap ini, ada indikasi diangkatnya sosok PJ Kades ini
hanya bakal di jadikan boneka untuk di korbankan sebagai penanggung
jawab anggaran ADD 2014 . kuatnya keterlibatan camat dalam pengangkatan
cacat hukum dan menyalahi aturan atas kelayakan dan syarat PJ Kades di
susul mekanisme terhadap pemutusan dan masa tugas sepihak, ada imeg
negatif atas hal kepemerintahan di desa Damuli Kebun ini yang semakin
jadi sorotan publik camat dan kades adalah pasangan ganda yang di
tuding warga merusak tatanan dan pengelolaan anggaran bermasalah di desa
Damuli Kebun ini.
Bagai
mimpi ,entah karena retak tangan atau sengaja di pilih jadi boneka
india , di nobatkan nya Kadus dusun V , M.Rifai Harahap menjadi PJ Kades
Damuli Kebun , yang telah di tandatangani Drs. Ei Sampurna Rambe .M.si.
dengan resmi telah melantik Ahmad Rifai Harahap selaku pejabat Kepala
Desa Damuli Kebun.
Rezeki
nomplok , tak lama berselang berfikir bagai tikus masuk dalam lumbung
anggaran ADD pun mengucur sebesar ± Rp.117.000.000,- Ta.2014 lalu,
entah karena lugu atau sifat lupa daratan, dalam olah mengnolah anggaran
akhirnya sang PJ Kades baru terjebak dalam pertanggung jawaban
penggunanaan anggaran, di tuding memainkan dana pengerasan badan jalan
simpang hasang ke pasar I seputarannya senilai Rp. 43 juta . Berdasarkan
hasil laporan warga ditelusuri temuan BPD dan LPM desa atas pengadaan
material , ongkos dan upah pekerja secara kasar di kalkulasikan hanya
berkisar RP.8.010.000,- , belum lagi pengguna dana lainnya yang telah
di buat dan di laporkan pertanggung jawabannya ke daerah oleh Sekdes
senilai total Rp.117 jt.
Mengatakan
seorang warga , berharap ajang KKN di desa ini agar segera di
ungkapkan di tindak tegas oleh instansi penegak hukum, biarlah bagi
M.Rifai Harahap merasa tidak terlibat , tak di fikirkannya lagi itu,
baginya perkara cocok atau tidak cocok , layak mau pun tidak layak
paling tidak pernah merasakan menjadi kades meski sekedar 6 bulan , ia
sebagai pemecah rekord kades tercepat lengser di Labura , tapi paling
tidak ia punya sejarah bagi anak cucu bahwa M.Rifai Harahap pernah di
percaya rakyat dan pemerintah secara sah memimpin desa Damuli Kebun
walau ujung-ujungnya tak sodap.
Ketika
hal ini di konfirmasikan kepada Sekdes yang saat ini menjabat sebagai
PLT Kades Agus Susanto di kantor desa Jum’at (13/3) terkesan menghindar
, bahkan beberapa kali di telpon tidak mengangkat. Begitu juga camat
Kulauh Selatan Irwansyah Pohan saat di konfirmasi via SMS Hp selularnya
tidak membalas.
Memaparkan
permasalahan ini di kediamanannya M.Rifai Harahap menerangkan “ Saya
kecewa dengan sikap pak camat yang memberikan surat mengakhiri masa
jabatan saya secara sepihak bahkan tidak hadir dalam acara tersebut,
padahal saya di angkat secara resmi , seharusnya ada sikap santun yang
jadi tauladan , jelas ini permainan dan saya jadi korban. SK
pemberitahuan tidak ada saya terima pada pebruari 2015 lalu. Masalah
anggaran, sekdes dan BPD yang menjalankannya , kalau dana untuk jalan
sudah saya serahkan 24 juta melalui bendahara dan di serahkan kepada
sekdes , memang ada di kerjakan tapi tak sesuai. Orang itu lah pemainnya
saya tidak ada menerima uang apa pun , ini fakta bahkan untuk rehab
ruang kantor desa , kekurangannya saya gunakan uang pribadi , jadi mau
bagaimana lagi ? sebenarnya masyarakat tidak ada yang ribut , tapi orang
–orang dalam yang sengaja menciptakan keributan agar nama baik saya
tercoreng , apa lagi ada niat saya mencalon kades bahkan surat
pernyataan warga yang di buat ada yang di palsukan tanda tanganna . ini
sikap buruk provokasi . intinya terkait masalah anggaran desa, semua
sekdes yang berperan hingga laporan pertanggung jawaban nya ,
masyarakat lah yang menilainya , saya jelas jadi korban”.ungkapnya
serius.
Mengomentari
hal ini mantan sekretaris LKMD Ilham Hafiz “ Biar hal ini berjalan
dengan proses oleh instansi terkait pemkab, meninjau tenggang waktu
pilkades sudah termasuk di ambang pintu, lebih baik dan fokus kita
sama-sama memikirkan sosok yang pantas punya rasa kepedulian dan
merakyat untuk memimpin di desa damuli kebun . (TAN)
Posting Komentar
Posting Komentar