BELAWAN |
GLOBAL SUMUT- Forum Komunikasi Wartawan Indonesia (FORKOMWARI) dan
puluhan ribu nelayan tradisionil pantai Timur Sumatera Utara berikan
dukungan atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : 2 Tahun
2015. Hal itu dinyatakan dalam pertemuan utusan nelayan tradisionil
pantai Timur di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan. Rabu
(11/2/2015).
Dalam
pertemuan itu ketua Forkomwari melalui Sekretaris Jendral Abu Hasan
Asy'ari, SE didampingi staf khusus A Ahmad berjanji akan menyampaikan
dukungan tertulis yang langsung diberikan kepada Menteri Kelautan dan
Perikanan-RI.
“Forkomwari
bersama puluhan ribu nelayan tradisionil pantai Timur berikan dukungan
penuh atas dijalankannya Permen KP Nomor 2 Tahun 2015. Dukungan akan
langsung kita serahkan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan RI di
Jakarta”. Kata Hasan.
Dalam
waktu dekat ini lanjut Hasan, Forkomwari akan desak PSDKP dan DPRD
Sumut untuk audiensi. Tujuannya untuk menyatukan mengawal dan
menjalankan Permen KP nomor 2 tahun 2015 tersebut. Tegas Hasan.
Sementara
tokoh masyarakat nelayan Kecamatan Medan Belawan yang juga dikenal
pejuang nelayan tradisionil Ahmad Ja’far merasa heran dengan
instansi-instansi terkait. “Ini sangat aneh, jauh sebelumnya
Undang-Undang yang mengatur tentang larangan operasi pukat trawl dan
pukat tarik sudah ada, namun tetap saja dilanggar dan tidak diperdulikan
pengusaha ikan Gabion Belawan”. Kata Ja’far.
Anehnya
lanjut Ja’far ratusan pengusaha ikan itu mencak-mencak dengan lahirnya
PERMEN-KP Nomor 2 Tahun 2015, padahal Permen ini wujud dari
Undang-Undang. Parahnya lagi instansi-instansi terkait dan salah satu
lembaga nelayan juga tampak sibuk melakukan upaya revisi, padahal mereka
itu seharusnya mendukung Permen KP nomor 2 Tahun 2015 itu. Ini sangat
aneh, sebenarnya ada kepentingan apa mereka-merka. Oleh sebab itu, saya
bersama ribuan masyarakat nelayan tradisionil lainnya nyatakan dukungan
penuh terhadap Permen nomor 2 tahun 2015. Tegas Ja’far yang menyayangkan
pergerakan lembaga nelayan (DPC HNSI-red) bagaikan tonggak yang membawa
nelayan rebah.
Dukungan
juga disampaikan tokoh nelayan tradisionil pantai Timur Asahan Abdul
Latif Sitorus. Tokoh yang sekaligus Ketua Dewan Majelis SNI Provinsi
Sumatera Utara itu nyatakan dampak positif yang dirasakan nelayan
tradisionil.
“Uji
coba pembuktian sangat positif. Dengan tidak adanya trawl dan pukat
tarik di perairan Tanjung Balai Asahan hasil tangkap nelayan tradisionil
mengalami peningkatan yang sangat luar biasa. Seperti ikan bawal yang
sejak puluhan tahun sulit didapat nelayan tradisionil kini bisa
ditangkap sedikitnya 5 ekor per hari, hasil tangkapan tersebut hitungan
tak ada”. Jelas Latif.
Posting Komentar
Posting Komentar