MEDAN | GLOBAL SUMUT-Dalam rangka mendukung program
Pemerintah
untuk memperkuat konektivitas nasional dan meningkatkan kinerja logistik
dengan
program tol laut, PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo I berkomitmen
untuk mengakselerasi
percepatan pengembangan Pelabuhan
Kuala Tanjung sebagai kunci
untuk meningkatkan sektor logistik di Indonesia. Untuk mendukung hal tersebut,
Pelindo I menggandeng Port of Rotterdam
International untuk
melakukan
kerjasama kemitraan dalam pembangunan
sektor maritim di Indonesia khususnya dengan melakukan Port Analysis Model
(PAM) terhadap pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung.
Wujud keseriusan dan komitmen tersebut sebelumnya ditandai dengan telah dilakukan
kerjasama antara Pelindo I dengan Port of Rotterdam International tentang ‘Port Management Services In
Developing Port Of Kuala Tanjung” dengan bentuk Port
Analysis Model (PAM) pada tanggal
13 Oktober 2014
yang lalu.
Dari hasil Port
Analysis Model (PAM), Port of Rotterdam International telah melakukan analisis
dengan melakukan penilaian terhadap karakteristik pelabuhan,
mengidentifikasi
peluang
bisnis, strategi pengembangan, mengidentifikasikan potensi
pasar dan merekomendasikan
metode dalam pengembangan Pelabuhan
Kuala Tanjung sebagai
gerbang industri yang terintegrasi
dengan daerah disekitarnya seperti kawasan Kuala Tanjung, Sei Mangkei
dan Belawan.
Untuk melengkapi dan mengoptimalkan hasil
tersebut, Pelindo I bersama Port of Rotterdam dengan
difasilitasi oleh Kedutaan Besar Belanda di Jakarta sebagai
penyelenggara, melakukan
sharing dan discussion terhadap hasil dimaksud dengan
para stakeholder, pemangku kepentingan dan
pemerintah
selaku regulator dengan kegiatan seminar sehari yang
bertajuk “‘Seminar of Kuala Tanjung Port Development; Towards
the Development of an Industrial Gateway Port in Kuala Tanjung’’ yang diadakan
pada hari
Rabu, 21 Januari 2015 di Jakarta.
Seminar ini dibuka oleh Menteri Koordinator Kemaritiman, Indroyono
Susilo. Pada seminar ini membahas tentang study terhadap analisis pelabuhan dan rekomendasi
serta
kesimpulan terhadap pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung yang akan
dipresentasikan oleh
Managing Director of Port
of Rotterdam International,
Roger Classquin. Seminar ini juga
dilengkapi dengan panel diskusi dengan berbagai pihak diantaranya
dari Kementerian selaku regulator dan para pemangku kepentingan
pelabuhan (CEO sektor
Transportasi dan logistik, perusahaan industri, dan lembaga keuangan).
Panel diskusi terdiri dari empat sesi, yang pertama dari unsur pemerintah yang
bertemakan “Regulatory, Infrastructure and Coordination
Requirements” dengan panelis dari Kementerian Koordinator Kemaritiman, Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian BUMN dan
Kementerian Perhubungan. Panel diskusi yang kedua dengan tema “Experiences & Feedback from Current Business Stakeholders in Kuala
Tanjung & Sei Mangkei” dengan panelis dari Unilever Oleochemical Indonesia, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III, dan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero).
Dilanjutkan
dengan Panel diskusi ketiga bertemakan “First Thoughts on Commercial Potential by Business
Stakeholders” yang
disampaikan oleh KADIN, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), dan Rhenald Kasali. Dan terakhir panelis Panel Discussion keempat bertemakan “Financial Requirements” yang disampaikan dari BKPM, PT
Danareksa (Persero), Konsultan
Roland Berger.
Direktur
Utama Pelindo I, Bambang Eka Cahyana dalam sambutan penutup menyampaikan “Pengembangan
Pelabuhan Kuala Tanjung ini sejalan dengan program pemerintah
untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia melalui program tol laut dengan mengembangkan Kuala Tanjung sebagai kunci untuk mengembangkan sektor logistik di Indonesia mengingat lokasi strategis yang dekat dengan jalur pelayaran utama di selat Malaka dan potensi hinterland yang berlimpah,” ujar Bambang.
untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia melalui program tol laut dengan mengembangkan Kuala Tanjung sebagai kunci untuk mengembangkan sektor logistik di Indonesia mengingat lokasi strategis yang dekat dengan jalur pelayaran utama di selat Malaka dan potensi hinterland yang berlimpah,” ujar Bambang.
“Kuala
Tanjung adalah masa depan Indonesia, oleh karena itu pengembangan Kuala Tanjung
berarti mengembangkan Indonesia. Tidak hanya untuk meningkatkan kinerja
logistik tetapi untuk meningkatkan perekonomian Indonesia,” jelas Bambang.(red)
Posting Komentar
Posting Komentar