BELAWAN | GLOBAL SUMUT-Lahan hutan mangrove banyak
dirusak serta dialih fungsikan membuat sejumlah warga Sicanang Belawan
memprotes keras dengan membentangkan spanduk berisikan tulisan desakan
kepada Walikota Medan Drs Dzulmi Eldin MSi guna menangkap mafia tanah
yang menjual tanah negara dan masyarakat.
Spanduk tersebut
dipajangkan warga sejak kunjungan kerja Walikota Medan guna meresmikan
rumah kompos dan bank sampah induk di Sicanang Belawan dan hinggakini
Rabu (10/12/2014) masih tampak terbentang menjadi pusat perhatian warga
yang melintasi jalan Titi Dua Sicanang tersebut.
Sebagaimana
diketahui, maraknya alih fungsi lahan hutan Mangrove di kawasan Sicanang
yang akan dibuat depo kontener membuat Parlindungan Sinaga selaku Ketua
PAC PDI Perjuangan Belawan protes, ia mengatakan, Pemerintah segera
meninjau sejumlah lahan hutan mangrove yang telah dialih fungsikan untuk
lahan depo kontener khususnya di dekat Titi Dua.
Hutan mangrove
sangat bermanfaat bagi kehidupan pesisir masyarakat.Diantaranya untuk
menahan abrasi serta menjaga Biota laut untuk kepentingan kelangsungan
hidup nelayan kecil yang ada di Sicanang Belawan ini.
Bila hutan
mangrove punah disunglap menjadi depo kontener maka nasib nelayan kecil
akan kian susah mencari hasil tangkapan untuk dipergunakan untuk
kehidupan sejhari-hari serta tak ada lagi daerah resapan air
dikhawatirkan kawasan pesisir di Sicanang akan tenggelam, terbukti
banjir pasang laut saat ini sudah kian meninggi.
“Kepada aparat
yang berwenang agar lahan hutan mangrove yang disunglap menjadi depo
kontener agar dikembalikan pada fungsinya semula karena selama ini kami
lihat belum ada kordinasi yang sesuai dan tepat antara Pemerintah dengan
pihak perambah hutan mangrove,”ujar Sinaga.
Lanjut Sinaga, semula
pembukaan hutan mangrove berkedok sebagai jalur pipa gas namun lambat
laun malah merambah secara besar-besaran dengan dalih membuka lahan
tambak, akantetapi secara perlahan ada penimbunan untuk dijadikan depo
kontener, ironisnya akibat maraknya penimbunan tanah dari luar
menyebabkan jembatan titi dua nyaris ambruk karena sering dilalui truk
angkut tanah timbun yang melebihi tonase, ujarnya.
Aksi protes
juga disampaikan Sampir selaku tokoh masyarakat nelayan Sicanang Belawan
sekaligus ketua KUB.Mandiri, menurutnya kian maraknya alih fungsi hutan
bakau menjadi lahan mata pencarian nelayan terganggu bahkan ikan, udang
dan kepiting sudah sulit dicari.
“Masyarakat nelayan juga takut,
kalau banjir pasang melanda tak ada lagi daerah resapan air serta tempat
perkembangbiakan biota laut terganggu akibat hutan bakau sudah dibabat
menjadi lahan depo kontener,”keluh Sampir selaku nelayan Ambai di daerah
tersebut.(red).
Posting Komentar
Posting Komentar