BELAWAN
| GLOBAL SUMUT - Sebanyak 22 warga asing pencari suaka di negara
Indonesia hingga kini masih di tahan Imigrasi kelas II Belawan . Ke 22 warga
pendatang gelap tersebut terdiri dari 4 warga Afganistan, 7 warga
Srilangka dan 11 warga Myanmar, Selasa (04/11/2014).
Bagus Putu TS SH Kepala Kantor Imigrasi kelas II Belawan jalan Serma Hanafiah Nomor 1 Belawan melalui Kasiwasdakim Ujang Cahya saat ditemui di ruang kerjanya menyebutkan, keseluruhan warga pendatang tanpa dokumen tersebut nantinya sesuai surat MenkumHam akan dideportasikan akan tetapi belum tahu pasti kapan waktu pendeportasian warga pencari suaka tersebut,jelas Ujang.
Saat ini keseluruhan warga asing illegal tersebut akan dititipkan ke Rumah detensi Imigrasi Belawan sampai menunggu waktu pendeportasian oleh Pemerintah RI.
"Mereka warga asing tersebut umumnya tiba di Indonesia di sejumlah pelabuhan diantaranya ada yang dari Pelabuhan Tanjung Balai, Pelabuhan Batu Bara maupun Labuhan Batu bahkan ada yang lewat pesawat terbang akibat di negara asal mereka ada konflik, baik konflik agama, konflik politik maupun masalah lainnya,"terang Ujang.
Amatan media ini, para pendatang gelap tersebut umumnya kondisinya sangat memprihatinkan, ada yang suami istri bahkan ada anak-anak bayi yang masih menyusui.
Dari pengakuan seorang warga asing asal Sri langka mereka terpaksa meninggalkan negerinya karena ada konflik perang saudara.Mereka masuk ke Indonesia lewat jalur laut dengan kapal Ferry namun diperjalanan paspor mereka hilang sehingga mereka melapor ke kantor Imigrasi Belawan.(Abu/GS/Mdn).
Bagus Putu TS SH Kepala Kantor Imigrasi kelas II Belawan jalan Serma Hanafiah Nomor 1 Belawan melalui Kasiwasdakim Ujang Cahya saat ditemui di ruang kerjanya menyebutkan, keseluruhan warga pendatang tanpa dokumen tersebut nantinya sesuai surat MenkumHam akan dideportasikan akan tetapi belum tahu pasti kapan waktu pendeportasian warga pencari suaka tersebut,jelas Ujang.
Saat ini keseluruhan warga asing illegal tersebut akan dititipkan ke Rumah detensi Imigrasi Belawan sampai menunggu waktu pendeportasian oleh Pemerintah RI.
"Mereka warga asing tersebut umumnya tiba di Indonesia di sejumlah pelabuhan diantaranya ada yang dari Pelabuhan Tanjung Balai, Pelabuhan Batu Bara maupun Labuhan Batu bahkan ada yang lewat pesawat terbang akibat di negara asal mereka ada konflik, baik konflik agama, konflik politik maupun masalah lainnya,"terang Ujang.
Amatan media ini, para pendatang gelap tersebut umumnya kondisinya sangat memprihatinkan, ada yang suami istri bahkan ada anak-anak bayi yang masih menyusui.
Dari pengakuan seorang warga asing asal Sri langka mereka terpaksa meninggalkan negerinya karena ada konflik perang saudara.Mereka masuk ke Indonesia lewat jalur laut dengan kapal Ferry namun diperjalanan paspor mereka hilang sehingga mereka melapor ke kantor Imigrasi Belawan.(Abu/GS/Mdn).
Posting Komentar
Posting Komentar