MEDAN
| GLOBAL SUMUT - Ketua Laskar Anti
Korupsi Pejuangan 45 (DPC Laki 45) Kota Medan Saharuddin melalui media ini Senin
(27/10/2014),mendesak untuk segera mengusut tuntas terbengkalainya pelaksanaan
proyek pembangunan pasar Induk di Marelan yang disebut-sebut menelan biaya puluhan
miliar namun yang tampak hanya berdiri 12 tiang beton saja.
Padahal
keberadaan pasar induk di Marelan tersebut guna menampung seluruh pedagang kaki
lima maupun pedagang sayur di Marelan akantetapi hingga kini entah kenapa tak
berlanjut terkesan terbengkalai.
Akibat belum rampungnya pasar Induk Marelan, saat ini sejumlah pedagang kakai lima di pinggir jalan Pasar 5 Marelan menjadi biangkerok kemacetan arus lalulintas, begitu juga dengan pedagang
sayur mayur yang kerap mangkal di pinggir jalan Rahmadbuddin Marelan setiap sorenya.
Banyak kalangan menilai, pihak Pemko Medan melalui Perkim kurang serius dalam melaksanakan proyek pasar Induk di Marelan tersebut sehingga kondisinya saat ini terbengkalai, padahal keberadaan pasar induk sangat didambahkan semua pihak baik pihak pedagang maupun warga
khususnya di Medan Utara.
"Diharapkan pedagang nantinya mau menempati pasar induk dengan harga sewa kios yang rendah serta terjangkau bagi pedagang, kita inginkan kalau bisa lapak pedagang di pasar induk nantinya tak dikenai pungutan, kita juga tak menginginkan para pedagang digusur sementara
proyek pasar induk belum rampung, kemana para pedagang kecil mencari
nafkah bila lapak jualan mereka tergusur,"terang saharuddin.
Sementara itu, Camat Medan Marelan Drs Dedy Jaminsyah Putra Harahap mengaku, terhentinya proyek pembangunan pasar induk di Marelan bukan karena masalah ganti rugi lahan, sebab masalah pembebasan lahan sudah rampung namun sekarang tinggal keseriusan pihak Perkim Medan guna
melanjutkan proyek pembangunan pasar tersebut hingga selesai.
Keberadaan pasar induk di Marelan saat ini memang sangat dinantikan guna menampung banyaknya pedagang kaki lima yang berjualan di badan jalan hingga kerap menimbulkan kemacetan jalan setiap harinya."Kita berharap pihak Perkim Kota Medan untuk melanjutkan proyek pasar induk tersebut jangan sampai terbengkalai,"harapnya.(red)
Akibat belum rampungnya pasar Induk Marelan, saat ini sejumlah pedagang kakai lima di pinggir jalan Pasar 5 Marelan menjadi biangkerok kemacetan arus lalulintas, begitu juga dengan pedagang
sayur mayur yang kerap mangkal di pinggir jalan Rahmadbuddin Marelan setiap sorenya.
Banyak kalangan menilai, pihak Pemko Medan melalui Perkim kurang serius dalam melaksanakan proyek pasar Induk di Marelan tersebut sehingga kondisinya saat ini terbengkalai, padahal keberadaan pasar induk sangat didambahkan semua pihak baik pihak pedagang maupun warga
khususnya di Medan Utara.
"Diharapkan pedagang nantinya mau menempati pasar induk dengan harga sewa kios yang rendah serta terjangkau bagi pedagang, kita inginkan kalau bisa lapak pedagang di pasar induk nantinya tak dikenai pungutan, kita juga tak menginginkan para pedagang digusur sementara
proyek pasar induk belum rampung, kemana para pedagang kecil mencari
nafkah bila lapak jualan mereka tergusur,"terang saharuddin.
Sementara itu, Camat Medan Marelan Drs Dedy Jaminsyah Putra Harahap mengaku, terhentinya proyek pembangunan pasar induk di Marelan bukan karena masalah ganti rugi lahan, sebab masalah pembebasan lahan sudah rampung namun sekarang tinggal keseriusan pihak Perkim Medan guna
melanjutkan proyek pembangunan pasar tersebut hingga selesai.
Keberadaan pasar induk di Marelan saat ini memang sangat dinantikan guna menampung banyaknya pedagang kaki lima yang berjualan di badan jalan hingga kerap menimbulkan kemacetan jalan setiap harinya."Kita berharap pihak Perkim Kota Medan untuk melanjutkan proyek pasar induk tersebut jangan sampai terbengkalai,"harapnya.(red)
Posting Komentar
Posting Komentar