BELAWAN | GLOBAL SUMUT-Terkait tewasnya security almarhum Abid Abdul Adzan yang
ditugaskan PT. Nabila Medan di Unit Galangan Kapal (UGK) Belawan, kepala UGK
Belawan Thamrin melalui humas Rais pilih bungkam. Berulang kali dikonfirmasi
melalui telephon selularnya, Rais tak menjawab. Jumat (19/9/2014).
Ajal tak dapat dielakkan, Abid yang
sedang tugas tewas mendadak karena terserang angin duduk. Namun di balik
tewasnya security tersebut terungkap segudang masalah yang selama ini tertutup
rapat di Pelindo-I Medan.
Informasi yang dihimpun wartawan di
rumah duka, Direktur PT. Nabila Medan H. Ibrahim seorang pensiunan pegawai
Pelindo-I Medan. Meskipun berakhir masa pengabdiannya di perusahaan BUMN itu,
Ibrahim masih bisa tenang. Hubungan dekatnya dengan Direksi Pelindo-I Medan
membuka peluang dirinya sebagai pengusaha rekanan Pelindo-I Medan. Dengan PT.
Nabila yang dimilikinya, Ibrahim yang menetap di kawasan RPH tersebut kuasai
proyek di jajaran Pelindo-I Medan, bahkan sampai penyalur tenaga kerja security
di UGK Belawan, BCL, BICT, Pelindo-I Cabang Belawan, dan security di Pelindo-I
Medan.
Menanggapi masalah tersebut, ketua
LSM Bersatu Anak Negeri Indonesia melalui Bidang Ketenaga Kerjaan M. Sihombing
pada globalsumut di ruang kerjanya, Jumat (19/9/2014) himbau PT. Nabila Medan
berikan santunan sesuai peraturan dan Undang-Undang Keternaga Kerjaan. “PT.
Nabila Medan wajib berikan santunan kepada ahli waris almhm. Abid sesuai dengan
peraturan dan Undang-Undang Ketenaga Kerjaan, apalagi Abid tewas saat
menjalankan tugas”.
PT. Nabila Medan juga harus
selesaikan pengurusan hak-hak ahli waris di BPJS lanjut Sihombing. Jangan sampai
ada alasan kendala diperalihan Jamsostek ke BPJS sehingga gugur hak-hak
tersebut, itu bisa pidana. Jelas Sihombing.
Kepala UGK Belawan Thamrin melalui
Humas Rais ketika dikonfirmasi melalui telephon selularnya, Jumat 19/9/2014
tidak menjawab. Konfirmasi lewat SMS yang diterima Humas UKG itu juga tidak ada
balasan. (Mn/bu.)
Posting Komentar
Posting Komentar