LABUHAN DELI | GLOBAL SUMUT - Sudah tiga pekan aksi pemblokiran terhadap jembatan beton Sungai Bederak padahal jembatan tersebut merupakan jalan utama yang menghubungkan Kecamatan Labuhan Deli dengan Kecamatan Hamparan Perak, aksi pemblokiran jalan jembatan tersebut menuai protes dari warga,Senin (11/8/2014).
Pemblokiran itu dilakukan dengan cara membentangkan batang pohon sawit di tengah area jembatan. Selain itu pengerukan parit juga dilakukan sepanjang kurang lebih 6 meter dengan kedalaman kurang lebih 2 meter pada pangkal dan ujung jembatan dengan menggunakan alat berat. Tanah dari hasil pengerukan lalu ditimbun dengan ketinggian mencapai dua meter di mulut jembatan sehingga pengendara sepeda motor maupun mobil tidak dapat melintas. Akibatnya ratusan masyarakat yang selama ini memanfaatkan jembatan tersebut sebagai sarana penghubung untuk berkunjung ke Labuhan Deli maupun Hamparan Perak menjadi terkendala.
"Pemblokiran sudah berlangsung selama tiga pekan atau sebelun perayaan Idul Fitri lalu," ujar Ir Felix Simbolon didampingi belasan warga yang bermukim di areal tanah garapan di Labuhan Deli. Warga sangat mengharapkan pemblokiran jembatan yang merupakan sarana transportasi vital masyarakat tersebut segera dibuka kembali.
Warga juga menuding aksi pemblokiran dengan motif yang tidak jelas itu merupakan tindakan sewenang-wenang preman bayaran dan sangat merugikan masyarakat.
" Kami berharap agar pohon sawit dalam waktu dekat bisa segera disingkirkan dari badan jembatan," ujar Ketua KTMLI Labuhan Deli kepada wartawan.
Selain itu warga juga sangat mengharapkan pihak berwajib segera mengambil tindakan tegas atas pemblokiran jembatan Sungai Bederak itu.
Pihak PTPN 2 yang dituding warga sebagai pelaku pemblokiran jembatan Sungai Bederak tersebut yang dikonfirmasi melalui Asmen Manager Umum Kebun Helvetia, David Ginting lewat telepon genggamnya mengatakan, pihaknya tidak terkait dengan pemblokiran tersebut karena lokasi jembatan merupakan wilayah PTPN- 2 Klumpang Hamparan Perak.(Red/GS).
Pemblokiran itu dilakukan dengan cara membentangkan batang pohon sawit di tengah area jembatan. Selain itu pengerukan parit juga dilakukan sepanjang kurang lebih 6 meter dengan kedalaman kurang lebih 2 meter pada pangkal dan ujung jembatan dengan menggunakan alat berat. Tanah dari hasil pengerukan lalu ditimbun dengan ketinggian mencapai dua meter di mulut jembatan sehingga pengendara sepeda motor maupun mobil tidak dapat melintas. Akibatnya ratusan masyarakat yang selama ini memanfaatkan jembatan tersebut sebagai sarana penghubung untuk berkunjung ke Labuhan Deli maupun Hamparan Perak menjadi terkendala.
"Pemblokiran sudah berlangsung selama tiga pekan atau sebelun perayaan Idul Fitri lalu," ujar Ir Felix Simbolon didampingi belasan warga yang bermukim di areal tanah garapan di Labuhan Deli. Warga sangat mengharapkan pemblokiran jembatan yang merupakan sarana transportasi vital masyarakat tersebut segera dibuka kembali.
Warga juga menuding aksi pemblokiran dengan motif yang tidak jelas itu merupakan tindakan sewenang-wenang preman bayaran dan sangat merugikan masyarakat.
" Kami berharap agar pohon sawit dalam waktu dekat bisa segera disingkirkan dari badan jembatan," ujar Ketua KTMLI Labuhan Deli kepada wartawan.
Selain itu warga juga sangat mengharapkan pihak berwajib segera mengambil tindakan tegas atas pemblokiran jembatan Sungai Bederak itu.
Pihak PTPN 2 yang dituding warga sebagai pelaku pemblokiran jembatan Sungai Bederak tersebut yang dikonfirmasi melalui Asmen Manager Umum Kebun Helvetia, David Ginting lewat telepon genggamnya mengatakan, pihaknya tidak terkait dengan pemblokiran tersebut karena lokasi jembatan merupakan wilayah PTPN- 2 Klumpang Hamparan Perak.(Red/GS).
Posting Komentar
Posting Komentar