SERGAI | GLOBAL SUMUT
- Nasib naas dialami Ramlan alias Agam (25), nelayan jaring udang,
warga Dusun III, Desa Kuala Lama, Kecamatan Pantai Cermin, Sergai
ditemukan tewas setelah kapal motor yang mengangkutnya bersama dua
rekannya, terbalik diterjang ombak sekitar 1 mil dari bibir Pantai
Indosat, Pantai Cermin Sergai.
Info diterima , Rabu (13/08) menyebutkan, mayat korban ditemukan nelayan sekitar 1 mil dari bibir Pantai Indosat, Pantai Cermin, Sergai, Selasa (12/8) sekira pukul 09:00 WIB.Ayah dua anak ini diketahui berangkat melaut Senin (11/8) sekira pukul 04:00 WIB, bersama dua rekannya, Hidayat alias Aniyah (25) dan Dahlilan alias Uet (27), keduanya warga dusun III, dan IV.
Setelah sekitar tiga jam perjalanan ke laut lepas dan sempat menjaring udang, ketiganya berniat kembali ke darat mengingat cuaca di laut mulai tak bersahabat. Namun, dalam perjalanan pulang kapal motor yang di tumpangi Agam diamuk obak besar hingga kapal bermesin dongfeng itu terbalik di tengah laut.
Kedua rekan Agam berhasil selamat mengapung di laut dengan bantuan kayu dari pecahan kapal mereka dan kemudian dievakuasi nelayan lainnya. Sementara itu Agam menghilang di laut. Aniyah dab Uet kemudian melaporkan peristiwa itu kepada orangtua Agam, yakni Sarkawi (78) dan Iyen (65) dan selanjutnya melapor ke Sat Pol Air Polres Sergai dan Polsek Pantai Cermin.
Usai menerima laporan tersebut, dengan dibantu warga, polisi kemudian melakukan pencaharian. Mayat korban akhirnya ditemukan nelayan dalam kondisi kepala korban atas. Kasat Pol Air Iptu Afrizal kepada Wartawan mengatakan, korban tewas setelah diamuk badai. "Jasad korban sudah di rumah duka, dan keluarga tidak bersedia dilakukan visum dengan menulis surat tidak menuntut di kemudian hari,” ucapnya.
Sementara Sarkawi kepada Wartawan di rumah duka mengatakan, Agam berangkat melaut Senin subuh dengan bekal sedanya. “Dia berangkat melaut subuh, dari dulu memang kerjaannya melaut jaring udang, saya dikabari kawannya sekitar jam 9 pagi bahwa anak saya hilang di laut,” ucapnya.
Sementara Uet merupakan tekong kapal mengatakan, saat kejadian kapalnya terbalik dirinya sudah tidak melihat Agam, mereka bisa selamat dibantu nelayan lain setelah mengapung kurang lebih satu jam di laut. “Musibah itu terjadi saat kami menuju jalan pulang karena angin kencang namun saat pulang ombak besar langsung menghantam kapal lalu terbalik, kami pun terjun kelaut, sedangkan Agam langsung menghilang,”kata Uet.(Red/GS).
Info diterima , Rabu (13/08) menyebutkan, mayat korban ditemukan nelayan sekitar 1 mil dari bibir Pantai Indosat, Pantai Cermin, Sergai, Selasa (12/8) sekira pukul 09:00 WIB.Ayah dua anak ini diketahui berangkat melaut Senin (11/8) sekira pukul 04:00 WIB, bersama dua rekannya, Hidayat alias Aniyah (25) dan Dahlilan alias Uet (27), keduanya warga dusun III, dan IV.
Setelah sekitar tiga jam perjalanan ke laut lepas dan sempat menjaring udang, ketiganya berniat kembali ke darat mengingat cuaca di laut mulai tak bersahabat. Namun, dalam perjalanan pulang kapal motor yang di tumpangi Agam diamuk obak besar hingga kapal bermesin dongfeng itu terbalik di tengah laut.
Kedua rekan Agam berhasil selamat mengapung di laut dengan bantuan kayu dari pecahan kapal mereka dan kemudian dievakuasi nelayan lainnya. Sementara itu Agam menghilang di laut. Aniyah dab Uet kemudian melaporkan peristiwa itu kepada orangtua Agam, yakni Sarkawi (78) dan Iyen (65) dan selanjutnya melapor ke Sat Pol Air Polres Sergai dan Polsek Pantai Cermin.
Usai menerima laporan tersebut, dengan dibantu warga, polisi kemudian melakukan pencaharian. Mayat korban akhirnya ditemukan nelayan dalam kondisi kepala korban atas. Kasat Pol Air Iptu Afrizal kepada Wartawan mengatakan, korban tewas setelah diamuk badai. "Jasad korban sudah di rumah duka, dan keluarga tidak bersedia dilakukan visum dengan menulis surat tidak menuntut di kemudian hari,” ucapnya.
Sementara Sarkawi kepada Wartawan di rumah duka mengatakan, Agam berangkat melaut Senin subuh dengan bekal sedanya. “Dia berangkat melaut subuh, dari dulu memang kerjaannya melaut jaring udang, saya dikabari kawannya sekitar jam 9 pagi bahwa anak saya hilang di laut,” ucapnya.
Sementara Uet merupakan tekong kapal mengatakan, saat kejadian kapalnya terbalik dirinya sudah tidak melihat Agam, mereka bisa selamat dibantu nelayan lain setelah mengapung kurang lebih satu jam di laut. “Musibah itu terjadi saat kami menuju jalan pulang karena angin kencang namun saat pulang ombak besar langsung menghantam kapal lalu terbalik, kami pun terjun kelaut, sedangkan Agam langsung menghilang,”kata Uet.(Red/GS).
Posting Komentar
Posting Komentar