BELAWAN | GLOBAL SUMUT - Kawasan Medan Utara ternyata belum terlepas dari banjir pasang laut alias banjir Rob maupun banjir hujan, seperti terlihat di kawasan pemukiman di Belawan pada siang hari mulai pukul 14.00 WIB hingga 18.00 WIB, sedangkan di Medan Labuhan dilanda banjir
genangan air hujan diantaranya di jalan Asam Martubung maupun jalan Ilyas Kelurahan sei Mati Kec.Medan Labuhan, Minggu sore (10/08/2014).
Sesuai amatan, banjir pasang laut tak hanya merendam ribuan rumah milik warga melainkan menyebabkan kondisi pelabuhan perikanan Gabion (PPSB) sempat lumpuh beberapa jam dengan ketinggian air mencapai 0,5 meter.
Warga mengeluhkan dampak dari banjir rob tersebut akan bahaya karatan usai banjir pasang laut surut serta kerap meninggalkan tumpukan sampah, sedangkan bagi kalangan nelayan di Labuhan Deli tampak banyak gagal melaut dan mengantri akibat tak bisa melintasi kolong jembatan.
Banjir pasang juga sempat memacetkan badan jalan lintas Medan Belawan melainkan juga menimbulkan keresahan ribuan warga pesisir Belawan."Kalau banjir pasang ini sudah datang menyerang bang, kami pun jadi takut keluar rumah sebab percuma keluar airnya baru surut pada
sore hari, meski hanya beberapa jam pasang tapi meninggalkan berbagai lumpur dan sampah.
Kondisi pasang air laut ini tidak hanya meresahkan para pengguna jalan, tukang becak, para nelayan namun kalangan pemburu dolar di Pelabuhan Belawan turut terkena imbasnya, pasalnya sejumlah kantor ekspedisi muatan kapal laut maupun kantor bongkar muat Pelabuhan digenangi air asin penyebab kerosin kenderaan bermotor tersebut.
"Banjir pasang ini membuat kami jadi capek menguras air asin yang masuk kedalam rumah bahkan peralatan besi di rumah menjadi cepat keropos serta berlumpur,"keluh Sareng (42) warga Belawan Lama yang rumahnya terendam banjir pasang laut sejak 2 hari belakangan ini.
Warga menuding banjir pasang kian besar belakangan ini akibat maraknya aksi perambahan hutan Magrove yang tak terjamah hukum serta semangkin gencarnya pembuatan tambak alam yang mengorbankan penebangan hutan bakau serta perambahan lahan konservasi di sekitar kawasan Percut Seituan, Belawan serta Langkat mengakibatkan kian minimnya lahan resapan air.
Sedangkan banjir air hujan di Medan Labuhan dipastikan akibat sistem drainase yang buruk tak kunjung diperbaiki pihak instansi berwenang yakni Dinas PU Bina Marga.
Warga berharap Pemerintah segera membuat tanggul penahan banjir pasang laut serta menindak tegas pelaku perambahan hutan bakau agar kawasan Belawan tak tenggelam dilanda banjir pasang yang kini sudah mencapai ketinggian hampir selutut orang dewasa di setiap pemukiman warga.Warga
juga berharap dipercepatnya perbaikan sistem drainase sehingga pemukiman warga tak kerap dihantui banjir hujan sehabis turun hujan.(GS/Blw).
genangan air hujan diantaranya di jalan Asam Martubung maupun jalan Ilyas Kelurahan sei Mati Kec.Medan Labuhan, Minggu sore (10/08/2014).
Sesuai amatan, banjir pasang laut tak hanya merendam ribuan rumah milik warga melainkan menyebabkan kondisi pelabuhan perikanan Gabion (PPSB) sempat lumpuh beberapa jam dengan ketinggian air mencapai 0,5 meter.
Warga mengeluhkan dampak dari banjir rob tersebut akan bahaya karatan usai banjir pasang laut surut serta kerap meninggalkan tumpukan sampah, sedangkan bagi kalangan nelayan di Labuhan Deli tampak banyak gagal melaut dan mengantri akibat tak bisa melintasi kolong jembatan.
Banjir pasang juga sempat memacetkan badan jalan lintas Medan Belawan melainkan juga menimbulkan keresahan ribuan warga pesisir Belawan."Kalau banjir pasang ini sudah datang menyerang bang, kami pun jadi takut keluar rumah sebab percuma keluar airnya baru surut pada
sore hari, meski hanya beberapa jam pasang tapi meninggalkan berbagai lumpur dan sampah.
Kondisi pasang air laut ini tidak hanya meresahkan para pengguna jalan, tukang becak, para nelayan namun kalangan pemburu dolar di Pelabuhan Belawan turut terkena imbasnya, pasalnya sejumlah kantor ekspedisi muatan kapal laut maupun kantor bongkar muat Pelabuhan digenangi air asin penyebab kerosin kenderaan bermotor tersebut.
"Banjir pasang ini membuat kami jadi capek menguras air asin yang masuk kedalam rumah bahkan peralatan besi di rumah menjadi cepat keropos serta berlumpur,"keluh Sareng (42) warga Belawan Lama yang rumahnya terendam banjir pasang laut sejak 2 hari belakangan ini.
Warga menuding banjir pasang kian besar belakangan ini akibat maraknya aksi perambahan hutan Magrove yang tak terjamah hukum serta semangkin gencarnya pembuatan tambak alam yang mengorbankan penebangan hutan bakau serta perambahan lahan konservasi di sekitar kawasan Percut Seituan, Belawan serta Langkat mengakibatkan kian minimnya lahan resapan air.
Sedangkan banjir air hujan di Medan Labuhan dipastikan akibat sistem drainase yang buruk tak kunjung diperbaiki pihak instansi berwenang yakni Dinas PU Bina Marga.
Warga berharap Pemerintah segera membuat tanggul penahan banjir pasang laut serta menindak tegas pelaku perambahan hutan bakau agar kawasan Belawan tak tenggelam dilanda banjir pasang yang kini sudah mencapai ketinggian hampir selutut orang dewasa di setiap pemukiman warga.Warga
juga berharap dipercepatnya perbaikan sistem drainase sehingga pemukiman warga tak kerap dihantui banjir hujan sehabis turun hujan.(GS/Blw).
Posting Komentar
Posting Komentar