MEDAN
LABUHAN | GLOBAL SUMUT - Keresahan warga memuncak tatkala 2 titik
lokasi tanggul jebol di kawasan nelayan indah tak kunjung diperbaiki
Dinas Pekerjaan umum (PU) Kota Medan, hingga kini warga perumahan di
Kelurahan Nelayan
Indah Kecamatan Medan Labuhan masih dihantui banjir pasang laut setinggi hampir 1 meter.
Sesuai amatan di lapangan, Senin sore (14/07/2014) tampak rendaman air yang menggenangi ratusan rumah itu meninggalkan sejumlah kotoran sampah, serta membuat infrastruktur aspal badan jalan cepat kropos.
Tanggul yang jebol terletak persisnya di pinggir sungai pengatalan dibelakang gedung TPI Nelayan Indah selebar 2 meter serta di Blok G lingkungan 14, kondisi tanggul diperkirakan sudah berusia 20 tahun sudah tidak layak lagi sebagai penyangga. Apalagi hanya terdiri dari tumpukan tanah tanpa penguat seperti beton, kayu atau lainnya. Sehingga, jika air pasang, tanggul menjadi rapuh dan air pun mulai menembus tanggul. "Ditutup bagian yang sini, yang sana yang jebol. Gitu-gitu ajalah selama ini," keluh ismail (42) salah satu warga setempat.
Tanggul sepanjang sekitar 3 Km ini kondisinya memang memperihatinkan. Beberapa titik terlihat tempelan-tempelan yang sekedarnya. Ada pula yang sebagian rubuh, retak-retak. Sehingga kalau air pasang, menerobos yang lama kelamaan bagian lainnya ikut roboh pula.
Ismail mengungkapkan, jebolnya tanggul membuat warga kehilangan waktu. Tak bisa lancar melakukan aktivitas, dikarenakan harus menguras air yang masuk ke rumah. Menyelamatkan barang-barang. "Ancaman lain, kalau pasang yang kami takuti binatang seperti ular laut, ubur ubur yang terbawa air. Bahaya untuk anak-anak. Belum lagi masalah sampah yang tertinggal," ujarnya.
Harapan warga, pihak Bina Marga Kota Medan segera memperbaiki kondisi ini sebab warga di sini taat untuk membayar pajak bumi dan bangunan (PBB).
Ditambahkan Amiruddin Parinduri selaku tokoh masyarakat setempat berpendapat, tanggul yang keadaannya sudah menghawatirkan ini menjadi ancaman bagi warga. Air pasang laut yang berlangsung dari siang hari hingga sore hari akan menerobos masuk ke pemukiman warga. Dengan ketinggian mencapai hampir 1 meter.
"Kalaulah dibangun secara permanent, nyaman sekali rasanya. Hilang kekhawatiran yang kami derita selama ini, apalagi kampung nelayan ini telah dihuni ribuan warga umum," katanya.
Dampak lain dari banjir pasang yang dihadapi warga, matinya hewan peliharaan serta kaburnya ikan di dalam tambak. Seperti yang dialami Yuni warga Blok D, Nelayan Indah. Ia mengaku merugi akibat banyak ayam dan bebeknya yang mati akibat banjir pasang. Begitu juga dengan ikan yang ikut terbawa air, karena ketinggian air melebihi bendungan kolam.(red)
Sesuai amatan di lapangan, Senin sore (14/07/2014) tampak rendaman air yang menggenangi ratusan rumah itu meninggalkan sejumlah kotoran sampah, serta membuat infrastruktur aspal badan jalan cepat kropos.
Tanggul yang jebol terletak persisnya di pinggir sungai pengatalan dibelakang gedung TPI Nelayan Indah selebar 2 meter serta di Blok G lingkungan 14, kondisi tanggul diperkirakan sudah berusia 20 tahun sudah tidak layak lagi sebagai penyangga. Apalagi hanya terdiri dari tumpukan tanah tanpa penguat seperti beton, kayu atau lainnya. Sehingga, jika air pasang, tanggul menjadi rapuh dan air pun mulai menembus tanggul. "Ditutup bagian yang sini, yang sana yang jebol. Gitu-gitu ajalah selama ini," keluh ismail (42) salah satu warga setempat.
Tanggul sepanjang sekitar 3 Km ini kondisinya memang memperihatinkan. Beberapa titik terlihat tempelan-tempelan yang sekedarnya. Ada pula yang sebagian rubuh, retak-retak. Sehingga kalau air pasang, menerobos yang lama kelamaan bagian lainnya ikut roboh pula.
Ismail mengungkapkan, jebolnya tanggul membuat warga kehilangan waktu. Tak bisa lancar melakukan aktivitas, dikarenakan harus menguras air yang masuk ke rumah. Menyelamatkan barang-barang. "Ancaman lain, kalau pasang yang kami takuti binatang seperti ular laut, ubur ubur yang terbawa air. Bahaya untuk anak-anak. Belum lagi masalah sampah yang tertinggal," ujarnya.
Harapan warga, pihak Bina Marga Kota Medan segera memperbaiki kondisi ini sebab warga di sini taat untuk membayar pajak bumi dan bangunan (PBB).
Ditambahkan Amiruddin Parinduri selaku tokoh masyarakat setempat berpendapat, tanggul yang keadaannya sudah menghawatirkan ini menjadi ancaman bagi warga. Air pasang laut yang berlangsung dari siang hari hingga sore hari akan menerobos masuk ke pemukiman warga. Dengan ketinggian mencapai hampir 1 meter.
"Kalaulah dibangun secara permanent, nyaman sekali rasanya. Hilang kekhawatiran yang kami derita selama ini, apalagi kampung nelayan ini telah dihuni ribuan warga umum," katanya.
Dampak lain dari banjir pasang yang dihadapi warga, matinya hewan peliharaan serta kaburnya ikan di dalam tambak. Seperti yang dialami Yuni warga Blok D, Nelayan Indah. Ia mengaku merugi akibat banyak ayam dan bebeknya yang mati akibat banjir pasang. Begitu juga dengan ikan yang ikut terbawa air, karena ketinggian air melebihi bendungan kolam.(red)
Posting Komentar
Posting Komentar