SIMALUNGUN | GLOBAL SUMUT - Gubernur Sumatera Utara H
Gatot Pujo
Nugroho ST MSi bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul
Tanjung, Menteri Perdagangan M Lutfi meninjau Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) Sei
Mangkei, Simalungun, Jumat (20/6). Meski saat ini baru PT Unilever yang
siap beroperasi, namun pemerintah menargetkan dalam 10 tahun ke depan
kawasan ini sudah terisi penuh oleh kegiatan industri para investor.
Usai meninjau kesiapan lahan serta kondisi infrastruktur KEK Sei Mangkei, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung menggelar rapat terbatas dengan para pemangku kepentingan di KEK Sei Mangkei ini.
Chairul Tanjung atau CT kepada wartawan menjelaskan, kunjungan mereka untuk memastikan kesiapan kawasan ini sebagai lokomotif perekonomian Indonesia bagian barat. Para meneteri juga ingin memastikan progress KEK Sei Mangkei berjalan sesuai rencana dan bisa membawa kesejahteraan buat Sumatera Utara.
CT menerangkan, saat ini memang baru PT Unilever Oleochemical Indonesia (UOI) yang siap beroperasi namun dalam 10 tahun ke depan pemerintah menargetkan KEK ini sudah full terisi berbagai aktifitas industri serta perekonomian dari berbagai investasi.
KEK Sei Mangkei memiliki total luas lahan mencapai 2.002 hektar, dengan komposisi 1.600 hektar akan diperuntukkan untuk kawasan industri sawit, oleochemical, karet, fatty acid, dan lainnya. Dengan asumsi 1 perusahaan menggunakan lahan seluas 10 hektar. Berarti, akan ada 160 perusahaan yang bisa diakomodasi di KEK Sei Mangkei.
Ratusan Warga di Sei Mangkei, terlihat ramai
berkumpul di sekitar lapangan Bola tempat mendaratnya rombongan Gubsu
dan dua menteri. Mereka dengan setia menunggu kedatangan rombongan
pejabat yang akan melakukan peninjauan di KEK Se Mangkei ini.
Rombongan
Gubsu bersama dua menteri dan Deputi VI
Menko Perekonomian Luky Eko Wuryanto ini mendarat di lapangan bola Sei
Mangkei. Begitu tiba rombongan kemudian melaksanakan sholat jumat di
masjid PTPN III. Dari masjid, rombongan ini kemudian meninjau kondisi
Kawasan Ekonomi Khusus tersebut. Tak luput lokasi PT Unilever
Oleochemical Indonesia mereka kunjungi.
Usai meninjau kesiapan lahan serta kondisi infrastruktur KEK Sei Mangkei, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung menggelar rapat terbatas dengan para pemangku kepentingan di KEK Sei Mangkei ini.
Chairul Tanjung atau CT kepada wartawan menjelaskan, kunjungan mereka untuk memastikan kesiapan kawasan ini sebagai lokomotif perekonomian Indonesia bagian barat. Para meneteri juga ingin memastikan progress KEK Sei Mangkei berjalan sesuai rencana dan bisa membawa kesejahteraan buat Sumatera Utara.
CT menerangkan, saat ini memang baru PT Unilever Oleochemical Indonesia (UOI) yang siap beroperasi namun dalam 10 tahun ke depan pemerintah menargetkan KEK ini sudah full terisi berbagai aktifitas industri serta perekonomian dari berbagai investasi.
KEK Sei Mangkei memiliki total luas lahan mencapai 2.002 hektar, dengan komposisi 1.600 hektar akan diperuntukkan untuk kawasan industri sawit, oleochemical, karet, fatty acid, dan lainnya. Dengan asumsi 1 perusahaan menggunakan lahan seluas 10 hektar. Berarti, akan ada 160 perusahaan yang bisa diakomodasi di KEK Sei Mangkei.
"Kita
berharap, kalau 1 pabrik butuh 10 hektar, maka bakal ada tidak kurang
160 pabrik di kawasan ini nanti. Bisa kita bayangkan berapa ratus ribu
tenaga kerja yang diserap," tegas CT.
Lalu, kapan semua hal itu bisa terealisasi? CT menggambarkan untuk membuat kawasan ekonomi tumbuh dan berkembang idealnya dibutuhkan waktu 10 ta
hun. Dan yang pasti, adanya KEK Sei Mangkei jelas dapat menjadi lonjakan perekonomian bagi Kabupaten Simalungun dan Provinsi Sumatera Utara.
Lebih lanjut CT menjelaskan, jika sesuai rencana maka mulai Maret 2015 sudah ada kereta api yang siap melayani aktifitas bisnis di KEK SeiMangkei. Kereta api ini akan melayani rute KEK Sei Mangkei - Belawan dan KEK Sei Mangkei - Pelabuhan Kuala Tanjung. Dengan demikian, CT optimis kawasan ini akan semakin menarik bagi investor.
"nsyaallah kalau tidak ada halangan bulan Maret tahun depan bakal sudah ada kereta yang bergerak dari Kawasan Sei Mangke ke Pelabuhan Belawan dan mungkin juga bisa sampai ke Kuala Tanjung. Jadi dengan demikian kita harapkan kawasan industri ini betul-betul menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Sumut dan dapat memberikan kesejahteraan masyarakat sekitar," harap CT.
Lalu, kapan semua hal itu bisa terealisasi? CT menggambarkan untuk membuat kawasan ekonomi tumbuh dan berkembang idealnya dibutuhkan waktu 10 ta
hun. Dan yang pasti, adanya KEK Sei Mangkei jelas dapat menjadi lonjakan perekonomian bagi Kabupaten Simalungun dan Provinsi Sumatera Utara.
Lebih lanjut CT menjelaskan, jika sesuai rencana maka mulai Maret 2015 sudah ada kereta api yang siap melayani aktifitas bisnis di KEK SeiMangkei. Kereta api ini akan melayani rute KEK Sei Mangkei - Belawan dan KEK Sei Mangkei - Pelabuhan Kuala Tanjung. Dengan demikian, CT optimis kawasan ini akan semakin menarik bagi investor.
"nsyaallah kalau tidak ada halangan bulan Maret tahun depan bakal sudah ada kereta yang bergerak dari Kawasan Sei Mangke ke Pelabuhan Belawan dan mungkin juga bisa sampai ke Kuala Tanjung. Jadi dengan demikian kita harapkan kawasan industri ini betul-betul menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Sumut dan dapat memberikan kesejahteraan masyarakat sekitar," harap CT.
Para warga sudah sejak pagi menunggu. Mereka datang
dari berbagai daerah di sekitar Sei Mangkei dengan menggunakan motor, berjalan
kaki, atau menggunakan becak motor.(red)
Posting Komentar
Posting Komentar