MEDAN | GLOBAL SUMUT-Pasca
tewasnya Hendra Syahputra (40) yang diduga akibat pembunuhan pada Selasa
dinihari (6/5/2014) di jln. KL Yos Sudarso Km. 7 Tanjung Mulia tampaknya masih
diselimuti misteri. Namun tewasnya warga pasar II Barat Gang Arjuna III
Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan itu sedikit ungkap tabir
sejumlah SPBU nakal di wilayah ini. Senin (11/5/2014).
Haris (25) yang bersama
korban sesaat sebelum kejadian mengaku kalau mereka (korban, Haris, dan
Heri_red) baru selesai nyetor dana pembelian BBM di SPBU Tanjung Mulia.
“Tadinya kami sama nyetor uang ke SPBU, bang Hendra (korban) naik kereta
sedangkan aku dan Heri naik mobil”. Kata Haris.
Karena Hendra katanya
masih mau duduk-duduk di SPBU, kami (Haris dan Heri_red) pulang duluan lanjut
Haris. Setelah ditunggu-tunggu Hendra tak kunjung datang. Karena larut malam,
Kemudian Haris coba hubungi handphone Hendra, namun alangkah terkejutnya haris
karena yang menjawab seorang pria yang mengatakan kalau pemilik hp itu sekarat
di tepi jalan. Beber Haris pada sejumlah wartawan di rumah duka, Selasa
(6/5/2014) yang lalu.
Pengakuan Haris kemudian
dibantah pengurus SPBU 14.203.113 Tanjung Mulia Marwan Nst (SPBU milik
Risnan_red). “Itu tidak benar bang, mereka tidak ada nyetor ke SPBU kami,
melainkan di SPBU 14.201.120 simpang Bilal”. Kata Marwan pada media di ruang
kerjanya.
Saat dicerca pertanyaan,
akhirnya Marwan sebut nama salah satu bos mafia BBM berinisial Milton. “Hubungi
Milton dek sari (kasir_red), mereka (Haris dan Milton_red) jangan gitu”.
Kata Marwan yang mengaku pernah main BBM dengan Milton (mapia red)
Marwan ngaku kalau
dirinyalah menerima telepon dari Haris. “Aku yang terima telepon itu bang.
Karena aku kenal dengan mereka, makanya aku bantu bawa korban ke RS, namun
uangnya bukan Rp. 10 juta seperti yang diberitakan masmedia melainkan Rp. 4
juta. Kemudian bukan lehernya yang dijerat tapi di atas dagunya, dan bagian
depan kepala sobek seperti kena benda tumpul”. Beber Marwan. Terkait Pengakuan
Haris wartawanpun mencoba kompirmasi Ke SPBU Simpang Billal, Namun oleh
operator bernama Ina mengatakan kalau pengawas SPBU yang bernama Ari lagi
keluar, ”Pak Ari lagi keluar order minyak ke pertamina” kata Ina yang merupakan
salah seorang operator di SPBU Jalan Bilal tersebut.
Sementara Milton (Mapia
red) berang ketika di kompirmasi terkait kematian Hendra Syahputra (40),yang
disebut-sebut Marwan merupakan Bos korban,”itu bukan anggota saya melainkan
adik dan tidak ada kaitannya dengan saya,kerjaan saya ya kerjaan saya kerjaan
dia (korban) ya urusan dia dan jangan kau kait-kaitkan denga aku kalau tidak
kupecah kepala mu,”kata Milton melalui selulernya 082362535XXX
Berdasarkan keterangan istri korban,
malam sebelum kejadian, Hendra keluar rumah usai mendapat telepon dari pihak
SPBU. Hendra pun bergegas untuk mengambil orderan minyak dan membawa uang Rp 10
juta.
Kepergian korban malam itu, bersama
dua anggotanya, Aris (25) dan Heri (31). Hendra naik sepeda motor Honda Vario
BK 5212 AAT, sementara Aris dan Heri mengendarai mobil Kijang.
“Pada saat pergi menyetor uang
minyak, korban naik motor. Sedangkan kami berdua naik mobil Kijang. Di saat
hendak pulang ke rumah, kami berdua pulang duluan, sementara itu korban masih
berada di SPBU,” ucap Aris.
Tak lama kepulangan tersebut, Aris
mencoba menghubungi nomor telepon korban. Namun yang menjawab telepon justru
orang lain, bukan bos mereka. “Karena merasa curiga, saya langsung menelphone
namun yang angkat bukan korban. Yang angkat telephone mengatakan kalau Hendra
menjadi korban perampokan dan kondisinya sedang kritis di badan jalan,” ujar
Aris.
Mendapat kabar itu, Aris dan Heri
bergegas menuju lokasi. Sesampainya di Jalan Kol Yos Sudarso, KM 8, Tanjung
Mulia, kedua rekannya menyaksikan korban sudah dikerumuni warga.
Kondisi Hendra saat itu sudah
terkapar di jalan dengan kondisi leher terjerat kabel listrik dan kepala bagian
belakang pecah, serta tangan kiri terdapat bekas luka-luka.
Melihat korban masih bernafas, Aris
dan Heri langsung membawa korban ke rumah sakit Mitra Medica untuk mendapat
perawatan medis. Tetapi sesampainya di rumah sakit, korban menghembuskan nafas
terakhirnya.
Petugas kepolisian yang menerima kabar tewasnya
Hendra, segera meluncur ke lokasi dan melakukan olah TKP. Saat petugas
melakukan olah TKP, sepeda motor korban tak hilang. Hal itu mengindikasi korban
sengaja dihabisi dan bukan bermotif perampokanKanit Reskrim Polsek Medan Labuhan, Iptu Kadek saat dikonfirmasi media ini melalui telepon selulernya mengatakan, masih meyelidiki kasus ini apakah korban memang sebagai korban laka-lantas atau memang menjadi korban pembunuhan, dan ketika wartawan ini kembali mencerca pertanyaan sudah berapa orang saksi yang diperiksa terkait kasus ini untuk dimintai keterangan dan mengungkap motif kematian korban, Kanit tersebut lalu mengatakan, "saya akan cek dulunya ke penyidik", elaknya. (Red)
Posting Komentar
Posting Komentar