MEDAN | GLOBAL SUMUT- “Transformasi adalah bagian dari
kehidupan yang tidak bisa dihindarkan” kata Ignasius Jonan dalam acara Sharing
Session PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo I, Senin (19/5).
Jonan menjadi pembicara dalam
acara Sharing Session Pelindo I. Kehadirannya diharapkan dapat membagi
pengalaman kesuksesannya dalam melakukan transformasi bisnis di PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI sehingga
dapat memotivasi para pelaku bisnis di Pelindo I untuk segera melakukan
transfromasi bisnis perusahaan.
Siapa yang tidak kenal Ignasius
Jonan. Nama Jonan sangat lekat dengan transformasi di PT KAI. “Ignasius Jonan, yang
menjabat Direktur Utama PT KAI sejak 2009, dan memenangkan The Best CEO BUMN tiga
tahun berturut-turut dari 2011, 2012 dan 2013 dan berhasil secara signifikan
melakukan transformasi bisnis di PT KAI,” kata Bambang Eka Cahyana, Direktur
Utama Pelindo I memperkenalkan pembicara dalam acara Sharing Sesssion Pelindo
I.
“Semoga melalui sharing session
ini, para pegawai Pelindo I dapat memperoleh wawasan dan pengetahuan tentang
transformasi bisnis sehingga para pegawai termotivasi untuk menerapkannya di perusahaan
untuk melakukan transformasi bisnis Pelindo I,” harap Bambang.
“Dua kata kunci untuk meraih
kesuksesan adalah ‘Soul and Passion’,” Jonan mengawali sharingnya. “Pelindo I
mempunyai peran yang strategis dalam perekonomian Negara dan saat ini belum
mempunyai banyak pesaing, yang paling penting dilakukan untuk transformasi
bisnis adalah ‘harus berinovasi’,” kata Jonan.
Dengan gaya bicara blak-blakan dan
pembawaannya yang terbuka, Jonan membagi pengalaman keberhasilannya sebagai
Dirut PT KAI dalam mendobrak kultur perusahaan pemegang monopoli angkutan
kereta api yang selama ini cenderung feodal dan disambut antusiasme pegawai.
Jonan mengatakan bahwa hanya satu
perubahan yang dia inginkan yaitu mengarahkan PT KAI dari product-oriented ke customer oriented. “Kami berusaha
membuat pelanggan lebih nyaman ketika menggunakan kereta api,” kata Jonan.
“Kami menerapkan kebijakan
pembatasan 100 %, sehingga untuk Kereta Api Jarak Jauh dan Sedang, semua
penumpang dijamin mendapatkan tempat duduk sesuai dengan kelasnya. Sehingga
meningkatkan kenyamanan penumpang, kereta api yang manusiawi,” jelas Jonan.
Selama kepemimpinannya, Jonan
telah berhasil merubah wajah stasiun yang dulunya kumuh dan semrawut menjadi
bersih, tertib dan modern. Dia juga telah berhasil menertibkan keberadaan
pedagang-pedagang liar yang menyesaki stasiun. “Stasiun sekarang menjadi tempat
yang aman dan nyaman dan pelayanan juga lebih tertib,” kata Jonan.
Selain merubah budaya dan
pelayanan di PT KAI, menurut Jonan sebagai seorang pemimpin yang tidak kalah
penting untuk mendukung transformasi bisnisnya adalah melakukan kerjasama
dengan pihak lain seperti stakeholder dan media. “Kita tidak bisa berjalan
sendiri, kita membutuhkan dukungan stakeholder. Melakukan komunikasi dan
menjalin hubungan baik dengan stakeholder itu sangat penting,” jelas Jonan.
Salah satu proses transformasi
bisnis yang dilakukan Jonan di PT KAI adalah dengan menciptakan visi yang bisa
dilakukan, bukan sekedar mimpi serta mengkomunikasikannya kepada seluruh
pegawai. “Komitmen kami dalam perubahan pengelolaan SDM adalah dengan meniadakan
senioritas, menerapkan sistem baru renumerasi, rekrutmen (pro hire), dan
merubah organisasi dari product oriented
menjadi customer oriented,” jelas
Jonan.
Menurut Jonan, SDM memegang
peranan sangat penting dalam transformasi bisnis. “Kami memberdayakan SDM dengan
memberi kepercayaan kepada mereka,” kata Jonan.
Untuk meningkatkan pelayanannya,
Jonan menjelaskan bahwa pihaknya melakukan pendekatan teknologi. “IT
(Information Technology) itu penting. Pelayanan PT KAI akan semakin mudah
dengan menerapkan IT,” jelas Jonan. Lanjutnya, bagi seorang pemimpin, tetapkan
tujuan jangka pendek yang bisa dijalankan. Tidak usah muluk-muluk namun tidak
bisa diterapkan.
“Setiap orang berbuat satu hal
saja lebih baik setiap hari,” pesan Jonan mengakhiri sharing-nya.
ACS Humas Pelindo I, M. Eriansyah menjelaskan bahwa kegiatan
sharing session ini rutin dilakukan oleh Manajemen Pelindo I yang bertujuan
selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan, juga untuk menumbuhkan semangat
untuk menuju perubahan atau transformasi yang lebih baik dalam diri para
pegawai. “Saat ini BUMN dituntut untuk pro aktif dan agresif serta inovatif dalam
mengembangkan bisnis, kegiatan seperti ini diharapkan akan mengubah mindset
pegawai yang dulunya birokrat menjadi pebisnis,” jelas Eriansyah.
Sharing session kali ini dihadiri
oleh Jajaran Direksi, para pejabat struktural, para seluruh General Manager
dilingkungan Pelindo I dan para pegawai (Abu/GS/Mdn)
Posting Komentar
Posting Komentar