MEDAN | GLOBAL SUMUT – Ketua Kerukunan Tani Indonesia (HKTI)
Kota Medan Abdullah Sonny batu Bara dan Ketua Komisi B DPRD Sumut membidangi
ekonomi kerakyatan dan pertanian H.Muhammad Natsir mendukung rencana Menteri
Pertanian Suswono untuk menghapuskan dana subsidi pupuk sebesar Rp18 trilliun
dari APBN dengan jumlah pupuk sebanyak 7,8 juta ton. karena dinilai selama ini
banyak terjadi praktik penyelewengan penyaluran pupuk bersubsidi tersebut.Jumat
(16/05/2014).
Selama ini penyaluran pupuk bersubsidi tak tepat sasaran, selama ini petani banyak yang tak menikmati pupuk bersubsidi serta didaerah itu banyak ditemui judulnya saja pupuk bersubsidi namun kenyataannya sangat langka diperoleh para petani kita, karena pupuk subsidi ini dimainkan oleh konglomerat juga lari kepada petani-petani besar digelapkan, oleh karenanya banyak hal perlu dibenahi.
"Kita mendukung rencana penghapusan pupuk subsidi tersebut selanjutnya dialihkan pada program pro pada petani diantaranya perbaikan infrastruktur pertanian, irigasi, bantuan langsung pada kelompok petani, pemberian bibit gratis, memberikan jaminan hasil pertanian, serta menjamin kestabilan harga pasar maupun program lainnya yang menyentuh masyarakat petani untuk menuju kesejahteraan,"ungkap M.Natsir usai acara pembukaan pasar tani Medan Berseri di Jalan Pasar 2 Medan Marelan, Rabu kemarin.
Wakil rakyat yang kembali terpilih duduk sebagai DPRD Kota Medan Dapil V dari partai PKS tersebut mengatakan, kawasan Marelan yang masih memiliki lahan pertanian sangat berpotensial sebagai penghasil produksi pertanian jenis dataran rendah terbesar di kota Medan, terbukti setiap pagi dan sore harinya di jalan Rahmabuddin Marelan tampak transaksi hasil pertanian.
"Nah, potensi inilah yang harus kita gali dan perlu penataan sejumlah pedagang sayur mayur disana sehingga disatu sisi tak menimbulkan kemacetan serta bukan tak mungkin bila pasar hasil produksi pertanian disana dikelola dengan baik dapat menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD),"cetus M.Natsir pada kesempatan tersebut.
Ditambahkan Sonny, kebijakan penghapusan subsidi pupuk tersebut perlu diujicoba, kalau harus kembali ke subsidi ya, kita lihat saja nanti, yang jelas petani kita saat ini masih membutuhkan perhatian dan bantuan dari Pemerintah, ujarnya singkat.(red).
Selama ini penyaluran pupuk bersubsidi tak tepat sasaran, selama ini petani banyak yang tak menikmati pupuk bersubsidi serta didaerah itu banyak ditemui judulnya saja pupuk bersubsidi namun kenyataannya sangat langka diperoleh para petani kita, karena pupuk subsidi ini dimainkan oleh konglomerat juga lari kepada petani-petani besar digelapkan, oleh karenanya banyak hal perlu dibenahi.
"Kita mendukung rencana penghapusan pupuk subsidi tersebut selanjutnya dialihkan pada program pro pada petani diantaranya perbaikan infrastruktur pertanian, irigasi, bantuan langsung pada kelompok petani, pemberian bibit gratis, memberikan jaminan hasil pertanian, serta menjamin kestabilan harga pasar maupun program lainnya yang menyentuh masyarakat petani untuk menuju kesejahteraan,"ungkap M.Natsir usai acara pembukaan pasar tani Medan Berseri di Jalan Pasar 2 Medan Marelan, Rabu kemarin.
Wakil rakyat yang kembali terpilih duduk sebagai DPRD Kota Medan Dapil V dari partai PKS tersebut mengatakan, kawasan Marelan yang masih memiliki lahan pertanian sangat berpotensial sebagai penghasil produksi pertanian jenis dataran rendah terbesar di kota Medan, terbukti setiap pagi dan sore harinya di jalan Rahmabuddin Marelan tampak transaksi hasil pertanian.
"Nah, potensi inilah yang harus kita gali dan perlu penataan sejumlah pedagang sayur mayur disana sehingga disatu sisi tak menimbulkan kemacetan serta bukan tak mungkin bila pasar hasil produksi pertanian disana dikelola dengan baik dapat menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD),"cetus M.Natsir pada kesempatan tersebut.
Ditambahkan Sonny, kebijakan penghapusan subsidi pupuk tersebut perlu diujicoba, kalau harus kembali ke subsidi ya, kita lihat saja nanti, yang jelas petani kita saat ini masih membutuhkan perhatian dan bantuan dari Pemerintah, ujarnya singkat.(red).
Posting Komentar
Posting Komentar