MEDAN|GLOBAL SUMUT- Bunda
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Hj Sutias
Handayani menjadi pemateri dalam pelatihan guru PAUF se-Sumut. Di depan ratusan
guru, Sutias menekankan pentingnya komunikasi dalam sistem belajar mengajar
bagi anak-anak didik PAUD.
Materi
komunikasi dalam pengasuhan anak didik PAUD ini disampaikan Sutias
pada Semiloka dan Advokasi Kurikulum PAUD bagi Guru-guru PAUD Binaan PKK,
di Hotel Saka jalan Gagak Hitam No.14 Ring Road, Medan, Minggu (25/5/2014) .
Sutias
berpendapat, keberhasilan pendidikan di PAUD sangat ditentukan oleh
tenaga profesional dan pendidik yang bertugas. Dalam tugasnya, guru PAUD harus
merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan, pengasuhan hingga melakukan perlindungan anak didik.
Semua
aspek di atas akan tercapai, jika cara berkomunikasi guru dan anak didik
berlangsung efektif. Menghadapi anak-anak yang rata-rata di bawah lima tahun
itu seorang guru PAUD dituntut terampil menggunakan bahasa verbal, dan bahasa
tubuh.
Bahasa
yang mudah dimengerti anak didik, sehingga materi pelajaran bisa sampai.
Karena
Komunikasi yang baik membantu anak untuk mengembangkan kepercayaan diri, harga
diri, dan memahami orang lain. Komunikasi yang baik juga membantu anak
tumbuh menjadi orang dewasa yang memiliki perasaan yang baik tentang dirinya
dan orang lain.
Komunikasi
yang baik membangun hubungan yang harmonis, kerjasama dan merasa nyaman.
Sebaliknya komunikasi yang buruk dapat membuat anak tidak menyukai orang
dewasa, munculnya konflik dan ketidak nyamanan.
"Komunikasi
dalam pengasuhan anak usia dini adalah hubungan manusiawi antar individu baik
verbal maupun non verbal. Harus dikreasikan sesederhana mungkin agar tercipta
keakraban yang berujung sampainya pesan ke anak didik," kata Sutias.
Lebih
lanjut Istri Gubernur Sumut ini menjelaskan tentang memahami dan mengembangkan
komunikasi dalam pengasuhan anak usia dini yakni dengan mengetahui dan
memahami, bahasa anak, pola asuh, teknik berkomunikasi dengan anak sesuai
tahapan usia, dan dengan teman sejawat.
"Anak-anak
PAUD punya bahasa sendiri yang khas. Cara berkomunikasi mereka beda dengan
anak-anak TK. Contohnya ketika anak kita menangis bisa saja itu karena haus,
lapar, atau karena ada bagian tubuh yang sakit akibat gigitan serangga,"
ujarnya.
Dalam
mengasuk anak, lanjut Bunda PAUD, pujian dan dorongan dari orang dewasa sangat
penting bagi anak, yakni pujian terhadap gaya bicara yang bersemangat. Selain
itu menyimak hal-hal yang diutarakan oleh anak juga dapat memotivasi anak
untuk mengembangkan kemampuannya.
Upaya
memahami keberadaan anak, lanjutnya, akan memudahkan guru menjalin
hubungan yang lebih erat dengannya. Karena sesungguhnya dalam setiap
proses komunikasi semua kemampuan anak sedang dibangun. Artinya kemampuan atau
kecerdasan anak tidak dirangsang terpisah-pisah, tetapi utuh saling terkait.
Kepala
Bidan PNFI dan PAUD Dinas Pendidikan Provinsi Sumut Dra Hj Yulheni MPd dalam
laporannya menyampaikan, bahwa tujuan kegiatan Semiloka dan Advokasi Kutikulum
PUD bagi Guru-guru PAUD tahun 2014 ini adalah untuk peningkatan program
nonformal, informal dan pendidikan anak usia dini (PNFI dan PAUD).
Sementara
kegiatan ini, lanjutnya dihadiri oleh 71 peserta terdiri daru 66 orang guru
PAUD dan 5 orang dari Provinsi dengan nara sumber berjumlah 8 orang terdiri
dari narasumber pusat dan daerah yang secara umum dapat memberikan pengarahan
dan informasi secara luas dalam kaitannya dengan program PAUDNI.
Penyelenggraan
semiloka ini, lanjut Yulheni, pada dasarnya merupakan strategi untuk perluasan,
pemetaan dan kesinambungan pembelajaran PAUD dengan kelas awal di sekolah
dasar. Ketidak singkronnya program pembelajaran di PAUD dan SD membuat
anak akan sulit melakukan adaptasi di SD.
"Maka
penyiapan anak agar siap belajar di SD ditekankan pada pematangan sosial,
emosional, bahasa dan motorik. Pematangan aspek-aspek tersebut didasarkan pada
pengembangan karakter menjadi roh kurikulum lembaga PAUD," katanya.(Red-01)
Posting Komentar
Posting Komentar