Mesin Dompeng 23 PK yang dipasangkan dikapal ikan 5 GT APBN 2013
BELAWAN | GALOBAL SUMUT-Belum lagi selesai masalah dugaan korupsi pengadaan kapal ikan 30 GT (Diantaranya Inka Mina 62/63 yang disewakan ke mafia Tanjung Balai-red) APBN Tahun Anggaran 2011, muncul lagi masalah baru. Kali ini pengadaan 72 unit kapal ikan 5 GT APBN Tahun Anggaran 2013 yang diserahterimakan Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatera Utara kepada kelompok nelayan di Desa Dogang Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat baru-baru ini kembali menuai masalah. Pasalnya fisik kapal ikan dan mesinnya tidak sesuai dengan spesifikasi. Kamis (1/5/2014). Mencuatnya masalah 72 unit kapal ikan 5 GT tersebut berawal dari pengakuan staf Diskanlasu Fahmi. Beliau (Fahmi-red) mengaku pada kelompok nelayan Tradisional Belawan kalau kapal ikan 5 GT itu dilengkapi dengan mesin 4 piston dan bagian depan kapal ikan cor viber. “Fahmi jelaskan dengan kami kalau kapal ikan 5 GT itu dilengkapi mesin 4 piston, kenyataannya mesin Dompeng 23 PK. Kemudian bagian depan kapal ikan dicor yang nyatanya biasa”. Kata nelayan tradisional Belawan IL yang didampingi 8 anggotanya. Fahmi yang disebut-sebut miliki pasilitas mewah itu merupakan orang kepercayaan PPK Diskanlasu Ismed Pulungan. Tiap kali bantuan kapal ikan yang disalurkan Diskanlasu, Fahmi langsung turun ke lapangan mencari sejumlah kelompok nelayan sebagai calon penerima batuan. Fahmi (Diskanlasu-red) yang tak punya wilayah itu langkahi Dinas Kelautan dan Pertanian Kabupaten/Kota, tak heran jika bantuan kapal ikan disalurkan tak tepat sasaran dan menuai masalah. Disisi lain, hingga sampai sekarang masalah kapal ikan 30 GT Inka Mina 62 dan 63 (Rp. 1,5 Miliar/unit-red) yang dipindahtangankan ke mafia Tanjung Balai dan tenggelam di laut dipetieskan Diskanlasu. Kabarnya Kadis Kanlasu Zulkarnain, SH takut melapor ke penegak hukum karena tersandung kondisi fisik kapal ikan yang tidak layak laut. PPK Diskalasu Ismed Pulungan ketika dikonfirmasi melalui telepon selularnya tidak menjawab. Melalui pesan singkat SMS, Ismed tak membalas. Sementara Kadiskanlasu Zulkarnain, SH ketika dikonfirmasi melalui telepon selularnya tidak aktif. Telepon genggam yang sering digunakannya itu mendadak mati setelah masalah kapal ikan 5 GT disoal. [mn/bu].
BELAWAN | GALOBAL SUMUT-Belum lagi selesai masalah dugaan korupsi pengadaan kapal ikan 30 GT (Diantaranya Inka Mina 62/63 yang disewakan ke mafia Tanjung Balai-red) APBN Tahun Anggaran 2011, muncul lagi masalah baru. Kali ini pengadaan 72 unit kapal ikan 5 GT APBN Tahun Anggaran 2013 yang diserahterimakan Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatera Utara kepada kelompok nelayan di Desa Dogang Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat baru-baru ini kembali menuai masalah. Pasalnya fisik kapal ikan dan mesinnya tidak sesuai dengan spesifikasi. Kamis (1/5/2014). Mencuatnya masalah 72 unit kapal ikan 5 GT tersebut berawal dari pengakuan staf Diskanlasu Fahmi. Beliau (Fahmi-red) mengaku pada kelompok nelayan Tradisional Belawan kalau kapal ikan 5 GT itu dilengkapi dengan mesin 4 piston dan bagian depan kapal ikan cor viber. “Fahmi jelaskan dengan kami kalau kapal ikan 5 GT itu dilengkapi mesin 4 piston, kenyataannya mesin Dompeng 23 PK. Kemudian bagian depan kapal ikan dicor yang nyatanya biasa”. Kata nelayan tradisional Belawan IL yang didampingi 8 anggotanya. Fahmi yang disebut-sebut miliki pasilitas mewah itu merupakan orang kepercayaan PPK Diskanlasu Ismed Pulungan. Tiap kali bantuan kapal ikan yang disalurkan Diskanlasu, Fahmi langsung turun ke lapangan mencari sejumlah kelompok nelayan sebagai calon penerima batuan. Fahmi (Diskanlasu-red) yang tak punya wilayah itu langkahi Dinas Kelautan dan Pertanian Kabupaten/Kota, tak heran jika bantuan kapal ikan disalurkan tak tepat sasaran dan menuai masalah. Disisi lain, hingga sampai sekarang masalah kapal ikan 30 GT Inka Mina 62 dan 63 (Rp. 1,5 Miliar/unit-red) yang dipindahtangankan ke mafia Tanjung Balai dan tenggelam di laut dipetieskan Diskanlasu. Kabarnya Kadis Kanlasu Zulkarnain, SH takut melapor ke penegak hukum karena tersandung kondisi fisik kapal ikan yang tidak layak laut. PPK Diskalasu Ismed Pulungan ketika dikonfirmasi melalui telepon selularnya tidak menjawab. Melalui pesan singkat SMS, Ismed tak membalas. Sementara Kadiskanlasu Zulkarnain, SH ketika dikonfirmasi melalui telepon selularnya tidak aktif. Telepon genggam yang sering digunakannya itu mendadak mati setelah masalah kapal ikan 5 GT disoal. [mn/bu].
Posting Komentar
Posting Komentar