0
MEDAN | GLOBAL SUMUT - Hingga saat ini penganekaragaman pangan belum sepenuhnya mendapat perhatian dari masyarakat, kita masih menjumpai adanya rawan pangan dibeberapa Kelurahan, seperti gizi kurang, Gizi lebih, dan gizi buruk, hal ini karena belum terpenuhinya kecukupan konsumsi pangan, oleh karena itulah program ketahanan pangan ini harus dipacu dengan terus dengan melakukan sosialisasi tentang konsumsi pangan beragam berbasis pangan lokal.

Pemberian makanan sehat yang digagas dalam bentuk pemberian makanan tambahan bagi anak sekolah dasar dan anak balita serta pengawasan kantin sekolah merupakan upaya peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang diversifikasi konsumsi pangan dan keamanan pangan sejak usia dini, oleh sebab itu melalui program pemberian makanan beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) dan makanan tambahan bagi anak sekolah dasar dan balita diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan siswa sekaligus mendorong partisipasi masyarakat dalam penyediaan menu pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman terutama melalui pemanfaatan sumber daya lokal.

Hal ini dikatakan oleh Plt Walikota Medan Drs HT Dzulmi Eldin S Msi dalam sambutannya pada acara B2SA dan makanan tambahan bagi anak sekolah dasar dan balita serta pengawasan kantin Sekolah Dasar, Kamis (6/3) di halaman gedung SDN 060925 Kelurahan Harjosari I Medan Amplas.

Dikatakannya, makna dari acara ini adalah bagai mana kita bisa memberikan kecukupan gizi kepada anak-anak balita dan anak-anak sekolah dasar, agar bisa tercukupi asupan gizinya, selain itu juga
sasarannya juga kepada anak-anak balita dan anak sekolah dasar dari yang kurang mampu, inilah yang kita motivasi kepada masyarakat , dengan dimulai disekolah-sekolah yakni menjaringnya dari sekolah-sekolah, agar semuanya nantinya bisa tertutupi, dan dimulai dari hari ini dan akan berlangsung selama satu bulan penuh kepada sejumlah sekolah SD, dan inlah yang harus dipahami oleh masyarakat, selain itu masyarakat dimintakan informasinya, bila dil;ingkungannya terdapat anak balita dan anak SD yang kurang gizi, dan nantinya akan ditindak lanjuti melalui Dinas Kesehatan dan Badan Tetahanan Pangan.

" Saya Imbau kepada penjual jajanan makanan di Kantin sekolah untuk tidak menggunakan bahan yang berbahaya , seperti zat pewarna, formalin, borak dan jenis l lainnya, jangan hanya mengejar keuntungan
tetapi merugikan orang lain, sedangkan untuk mewujudkan ketahanan pangan masyarakat secara mandiri tentunya harus kita awali dengan pemenuhan pangan diwilayah dan kelompok masyarakat, Kelurahan sampai pada kota, " ujar Eldin.

Menurutnya, Kelurahan dinilai merupakan basis terpenting untuk mewujudkan ketahanan pangan sekaligus merupakan entry point dalam mendukung terwujudnya ketahanan pangan di tingkat kota, wujud dari
ketahanan pangan adalah tercukupinya ketersediaan pangan masyarakat yang dapat diperoleh dengan mudah serta harga terjangkau, bebas dari bahan berbahaya, seperti  formalin, pemanis buatan, dan sebagainya,
kita berharap dengan kegiatan ini anak sekolah dasar dapat menumbuhkan sikap dan kesadaran pentingnya mengkonsumsi pangan yang sehat dan aman, sehingga kemudian dapat membudayakan pola makana pangan sehat dan aman berbasis sumber daya pangan lokal baik dilingkungan rumah tangga maupun disekolah.

Kepala Badan Ketahan Pangan Kota Medan Ir Hj Emilai Lubis melaporkan, kegiatan program pemberian makanan B2SA dan makanan tambahan bagi anak sekolah dan balita ini tujuannya untuk menambah asupan gizi kepada anak balita dan bagi anak sekolah dasar, kemudian meperkenalkan makanan tambahan, sekalian makanan pokok kepada anak sekolah dasar dan meningkatkan derajat kesehatan anak sekolah dasar, pemberian makanan tambahan ini serentak kepada 595 anak sekolah dasar di 10 sekolah SD di Kota Medan setiap harinya selama 25 hari, jadi ada dua makanan untuk anak sekolah dasar, yakni makakan lengkap untuk SD kelas-I dan makanan tambahan untuk kelas-II.

Menurutnya, kegiatan yang dilakukan pada hari ini  selain kegiatan pemberian makanan beragam B2AS dan makakan tambahan bagai anak sekolah dan balita, juga melakukan pemeriksaan jajanan makanan anak sekolah SD, dan kantin sekolah, juga menyerahkan bantuan kepada para UMKM berupa peralatan mesin adonan kue, juga.

" Tadi kita telah melakukan pemeriksaan makanan dan jajanan sekolah disini, kita telah mengambil sampelnya dan memeriksanya di mobil Laboratorium keliling, dari hasil pemeriksaan  tersebut, ternyata
jajajanan makanan tersebut tidak mengndung zat pewarna, borak, pengawet, residu peptisida, alhamdulillah jajanan makanan tersebut aman, dan pemeriksaan ini menjadi rutinitas kita, " ujar Emelia. (Wagianto)

Posting Komentar

Top