“Kita semua tau kalau daerah itu adalah Kawasan Industri,
jika SPBU 14.203.1165 dioperasikan maka 80% solar subsidi untuk kepentingan
industri di daerah itu. Potensi permainan BBM sangat rentan karena selisih
harga solar subsidi dengan non subsidi mencapai Rp. 5.100/liter. Kongkalikong
antara pengusaha dan pihak PT. KIM untuk mendapatkan BBM bersubsidi berpeluang
besar, oleh karena itu Pertamina harus mengkaji ulang lokasinya, dan jagan
buru-buru mengeluarkan izin operasional”. Kata ketua KUB. DUM A. Ahmad pada globalsumut.com
di Martubung, Senin
(13/1/2014).
Pantauan di lapangan, SPBU 14.203.1165 berada di
tengah-tengah kawasan industri. Kenderaan umum yang melintas di daerah itu
hanya sepeda motor dan mobil mewah pekerja, selebihnya ratusan truk industri
dari berbagai jenis (10-24 roda-red).
Selami ini, ratusan truk industri dari KIM tersebut antri
di sejumlah SPBU di jalan-jalan KL Yos Sudarso, mulai dari SPBU simpang Kayu
Putih, SPBU simpang Martubung Medan Labuhan, SPBU Aloha, SPBU Martubung dalam,
SPBU Pekan Labuhan, dan SPBU simpang kampung Salam Belawan. Selain itu, SPBU di
daerah KIM (depan simpang dobi-red) juga dipadati puluhan truk industri.
Direktur Keuangan PT. KIM (persero) Panambahan Lumban
Tobing melalui Humas Baringin Simanjuntak ketika dikonfirmasi globalsumut.com
di ruang tunggu, Senin (13/1/2014) sesalkan Pertamina. “Kami sangat menyesalkan
tindakan Pertamina yang sampai sekarang tidak mengeluarka izin, semua
persyaratan sudah kami lengkapi, herannya SPBU milik swasta 2-3 bulan saja
selesai dan izinya gampang dikeluarkan”. Kata Baringin Simanjuntak dengan nada
kesal. [mn/bu].
Teks foto : SPBU 14.203.1165
jln. Batam jln. P. Nias (Bundaran) Tahap jln. Kawasan Industri Medan yang
berada di tengah kawasan industri Medan. Foto : dok/GS.
KUB DUM Minta Pertamina Tak Keluarkan Izin SPBU KIM.
Posting Komentar
Posting Komentar