0
BELAWAN | GLOBAL SUMUT-Kebijakan pemerintah China yang menyetop ekspor ikan dan udang asal Indonesia berdampak langsung kepada kinerja ekspor ikan asal Sumut. Realisasi ekspor ikan melalui terminal peti kemas Belawan International Container Terminal (BICT) turun sebesar 17,12%. “Selama sembilan bulan pertama tahun 2013 volume ekspor ikan Sumut melalui terminal peti kemas BICT tercatat sebanyak 21.251 ton. Jumlah ini melorot sekitar 17,12 persen dibandingkan periode serupa 2012 yang berjumlah 25.643 ton,” kata Asisten Manajer Hukum dan Humas Pelindo I BICT Tengu Irfansyah, kepada wartawan dibelawan.
Kondisi ini sangat berbeda dengan sebelum distopnya order ikan dan udang dari Sumut..
Buktinya, kata Irfansyah, selama tahun 2012 ekspor ikan dari terminal peti kemas BICT naik sekitar 11,44% yakni dari 30.467 ton pada 2011 menjadi 33.953 ton. Begitu juga dengan kurun waktu tahun 2011 kata Irfansyah, aktivitas ekspor ikan Sumut dari BICT meningkat dengan persentase yang lebih signifikan yakni dari 26.671 ton pada tahun 2010 menjai 30.467 ton atau naik sekitar 14,23%. 
Berbeda dengan komoditas ikan, pasca-aksi stop order yang dilakukan negeri China terhadap komoditas ikan dan udang asal Sumut, aktivitas ekspor komoditas udang justru meningkat tajam.
Selama Januari-September 2013, kata Irfansyah, yang didampingi stafnya Pamela Tampubolon, volume ekspor udang Sumut tercatat mencapai 12.193 ton. Jumlah ini meningkat tajam sekitar 25,91% dibanding periode serupa 2012 yang mencapai  9.813 ton.
Kenaikan ini sama dengan tahun sebelumnya yakni selama tahun  2012 aktivitas ekspor komoditas udang yang dikapalkan ke mancanegara melalui terminal peti kemas BICT melonjak drastis hingga 194% yakni dari 4.888 ton pada tahun 2011 menjadi 14.375 ton pada tahun 2012.
Sebelumnya, Kepala Seksi Ekspor Hasil Pertanian dan Pertambangan Disperindag Sumut Fitra Kurnia, mengatakan, biasanya ekspor ikan dan udang ke China mengalami peningkatan setiap bulannya. Namun, periode Januari-Mei 2013, negeri Tirai Bambu itu justru menyetop impor kedua komoditas ikan asal Sumut tersebut.
“Peluang kedua komoditas ini sebenarnya cukup besar. Namun, buyer di China tentu punya pertimbangan menghentikan order. Mungkin ini masih dipengaruhi krisis ekonomi sehingga sejumlah industri mengurangi pembelian bahan baku dari Sumut,” katanya. (red/gs/mdn)

Posting Komentar

Top