MEDAN | GLOBAL SUMUT -Perdana Menteri Seri Mahkota Sultan Deli /pemimpin
Wajir XII Kota, tengku Muhammad Chaldon Al-Rasyid didampingi Orlin
Edward Silitonga dalam surat kronologis yang disampaikan pada Pos Kota
Kamis (22/08/2013) di Istana Maimoon menerangkan, telah terjadi mufakat
jahat (Penzoliman) kepada dirinya di kalangan istana Maimoon pada saat
acara undangan pertemuan Sultan dan raja-raja se- Indonesia pada tahun
2012 lalu.Pertemuan tersebut adalah pertemuan terbuka tetapi tertutup di
kalangan istana maimoon terutama bagi keturunan dari Perdana menteri
seri mahkota Sultan Deli Harun Al-Rasyid dan keturunan
Sultan Deli yang lain.
Pertemuan yang dihadiri oleh Sultan dan raja-raja Se- Indonesia dan pejabat negara yang ada di Sumut adalah pertemuan atau momentum niat jahat (penzoliman) di kalangan istana maimoon yang mempunyai maksud tertentu, pada saat Sultan dan raja-raja se Indonesia diundang ke Istana berhadir pada saat itu.
Bahwa ada niat jahat dan kejam dalam upaya pemusnahan fakta sejarah dan garis keturunan dari Tengku Harun Al-Rasyid dan Permaisuri Tengku Aja Puri Anum yang dahulunya amat sangat dimuliakan di Kesultanan negeri deli pada masanya, semua itu diketahui dari: diterbitkannya buku sejarah kesultanan deli dan peradaban masyarakatnya oleh USU press bekerjasama dengan Kesultanan deli pada tahun 2012.
Buku sejarah tersebut hanya dibagikan kepada tamu undangan saja (Sultan dan raja-raja yang hadir), pada buku sejarah kesultanan deli dan peradaban masyarakatnya itu tertera pada Hal 115 alinea ke-2 adalah merupakan awal kronologis surat pemberitahuan ini dibuat, yang maksudnya bahwa penghormatan yang begitu luhur akan fakta sejarah di kesultanan deli kepada Yang Amat Mulia Tengku Harun Al-Rasyid (Perdana menteri seri mahkota Sultan Deli/Pemimpin Wajir XII kota) telah dihilangkan dari kesultanan deli, pada tahun 2012 yang ada dalam buku tersebut.
Bahwa gelar Seri Mahkota kepada pewaris tahta perdana Menteri Tengku Harun Al-Rasyid didiamkan (Divakumkan) dikarenakan, seorang putra dari
permaisuri perdana menteri Tengku Harun Al-Rasyid yang bernama Tengku Ainol/Ain Al.rasyid dinyatakan telah meninggal dunia bersama ibunya
tengku permaisuri Aja Puri Anum pada tahun 1926 jam 18.30 WIB (HariSenin 1 jumadil akhir 1345 H).
Bahwa pada masa hidupnya engku harun Al-Rasyid (perdana Menteri Seri Mahkota Sultan Deli/Pemimpin Wajir XII Kota) dan Tengku Ain Al-Rasyid,
dikalangan Istana Maimoon dalam keadaan baik-baik dan tidak ada keributan diantara pewaris.
Bahwa muara dari penerbitan buku sejarah kesultanan deli dan peradaban masyarakat itu, sudah terjawab dengan undangan halal bi halal idul
fitri 1434 H dan sekaligus penganugerahan adat pada Minggu (18/08/2013) pukul 09.30 WIB di balai room Seri istana maimoon, bahwa
undangan dihari yang amat baik di acara halal bi halal idul fitri 1434 H itu justru mengarah kepada penganugerahan gelar adat kepada tengku
Mohd.Erfan.(Abu/Ind/Gs/Mdn).
Pertemuan yang dihadiri oleh Sultan dan raja-raja Se- Indonesia dan pejabat negara yang ada di Sumut adalah pertemuan atau momentum niat jahat (penzoliman) di kalangan istana maimoon yang mempunyai maksud tertentu, pada saat Sultan dan raja-raja se Indonesia diundang ke Istana berhadir pada saat itu.
Bahwa ada niat jahat dan kejam dalam upaya pemusnahan fakta sejarah dan garis keturunan dari Tengku Harun Al-Rasyid dan Permaisuri Tengku Aja Puri Anum yang dahulunya amat sangat dimuliakan di Kesultanan negeri deli pada masanya, semua itu diketahui dari: diterbitkannya buku sejarah kesultanan deli dan peradaban masyarakatnya oleh USU press bekerjasama dengan Kesultanan deli pada tahun 2012.
Buku sejarah tersebut hanya dibagikan kepada tamu undangan saja (Sultan dan raja-raja yang hadir), pada buku sejarah kesultanan deli dan peradaban masyarakatnya itu tertera pada Hal 115 alinea ke-2 adalah merupakan awal kronologis surat pemberitahuan ini dibuat, yang maksudnya bahwa penghormatan yang begitu luhur akan fakta sejarah di kesultanan deli kepada Yang Amat Mulia Tengku Harun Al-Rasyid (Perdana menteri seri mahkota Sultan Deli/Pemimpin Wajir XII kota) telah dihilangkan dari kesultanan deli, pada tahun 2012 yang ada dalam buku tersebut.
Bahwa gelar Seri Mahkota kepada pewaris tahta perdana Menteri Tengku Harun Al-Rasyid didiamkan (Divakumkan) dikarenakan, seorang putra dari
permaisuri perdana menteri Tengku Harun Al-Rasyid yang bernama Tengku Ainol/Ain Al.rasyid dinyatakan telah meninggal dunia bersama ibunya
tengku permaisuri Aja Puri Anum pada tahun 1926 jam 18.30 WIB (HariSenin 1 jumadil akhir 1345 H).
Bahwa pada masa hidupnya engku harun Al-Rasyid (perdana Menteri Seri Mahkota Sultan Deli/Pemimpin Wajir XII Kota) dan Tengku Ain Al-Rasyid,
dikalangan Istana Maimoon dalam keadaan baik-baik dan tidak ada keributan diantara pewaris.
Bahwa muara dari penerbitan buku sejarah kesultanan deli dan peradaban masyarakat itu, sudah terjawab dengan undangan halal bi halal idul
fitri 1434 H dan sekaligus penganugerahan adat pada Minggu (18/08/2013) pukul 09.30 WIB di balai room Seri istana maimoon, bahwa
undangan dihari yang amat baik di acara halal bi halal idul fitri 1434 H itu justru mengarah kepada penganugerahan gelar adat kepada tengku
Mohd.Erfan.(Abu/Ind/Gs/Mdn).
Posting Komentar
Posting Komentar