0

DELI SERDANG | GLOBAL SUMUT - Usai menjalani proses otopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumatera Utara, jasad 3 bersaudara korban pembantaian di Kecamatan Namorambe Kabupaten Deliserdang, akhirnya dimakamkan, Senin (13/5/2013) siang sekira pukul 14.10 Wib.

Pemakaman dilakukan, sesaat setelah disholatkan dan ritual takziah dilakukan. Secara bergantian, jenazah para korban yang merupakan satu keluarga itu pun dimasukan ke liang lahan yang berada tepat disamping rumah yang didiami Jhon Fatar Ginting bersama istri ndayani dan anak angkatnya Aisyah, di kawasan Jalan Lintas Namorambe Dusun 2 Desa Suka Mulia Hilir Kecamatan Namorambe.

Pertama sekali, jasad Jhon Fatar Ginting (50) dimasukan ke liang lahan, disusul jasad putri angkatnya Aisyah Boru Ginting (7) yang dimakamkan di antara makam ayah dan ibunya. Dan terakhir, jasad Sakini Andayani (45) dimasukan ke dalam peristirahannya yang terakhir. Aksi desak-desakan para peziarah baik dari pihak keluarga maupun warga pun terjadi.

Sambil diiringin sholawat, jasad ketiganya ditutupi tanah, secara bersamaan, menyusul taburan bunga dan air yang menandakan proses pemakaman telah berakhir. Menurut informasi yang disampaikan pihak keluarga, untuk mengiringi perjalanan ketiga korban menuju alam kubur, keluarga Andayani sendiri akan melakukan pengajian selama 3 hari berturut-turut.
"Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak," itulah ungkapan yang dapat menggambarkan nasib Jhon fatar Ginting (50) dan Sakini Andayani (45). Pasalnya, belum sempat merayakan Ulang tahun (Ultah) putri angkatnya Aisyah Boru Ginting, yang pada hari ini senin (13/5/2013) tepat berusia 7 tahun, ketiganya justru terbunuh dalam peristiwa perampokan berdarah yang terjadi pada Minggu (12/5/2013) dini hari sekira pukul 03.00 Wib.

Juminem (48), yang merupakan kakak Kandung korban Sakini andayani, mengungkapkan kekesalannya terhadapan para pelaku, yang begitu tega menghabisi nyawa keluarga adiknya itu. Padahal, menurutnya, keluarga kecil yang diketahuinya sangat harmonis dan jauh dari permusuhan dengan orang lain itu, hendak merayakan ultah putri angkatnya pada Jumat (17/5/2013) mendatang.

Masih Juminem, sekitar seminggu sebelum tragedi berdarah itu terjadi, adiknya Anik (sapaan Andayani), menghubunginya via ponsel. Ketika itu, Anik mengundang Juminem, untuk hadir dalam acara Ultah putrinya Aisyah yang ke 7 tahun."dibilangnya, dia uda sebarkan undangan untuk disampaikan kepada teman-temannya, melalui guru Aisyah di Yayasan Al Hidayah. Tapi, saya tidak menyangka mereka justru telah meninggal dunia sebelum merayakan Ultah anaknya. Adik ku itu orang baik, tapi kok ada yang tega seperti ini,"sebut Juminem sambil meneteskan air mata.

Menurut wanita yang bertempat tinggal di Bingkat Kabupaten Langkat itu, dirinya memangg jarang bertemu dengan Anik dan keluarga. Namun, pihak keluarga memang sudah sering mengingatkan Anik, agar tetap berhati-hati jika sedang berada di rumah, sebab jika dilihat dari letak kediamannya, terbilang cukup rawan dari tindak kejahatan."kami sebenarnya cukup khawatir dengan mereka, karena tempat tinggalnya jauh dari keramaian. Tatapi, karena suaminya memang bekerja di sini, yasudahlah, kami tepis kekhawatiran itu. Tapi, ternyata hal ini terjadi juga,"lagi-lagi Juminem berkata sambil menangis.

Sementara, teman sekolah Aisyah di Yayasan Al Hidayah, Dilla (7) juga mengungkapkan kesedihannya ketika mengetahui temannya itu meninggal dunia dengan cara tragis. Menurutnya, Aisyah terbilang murid yang pintar dan rangking dalam belajar.(Red/Dna)

Posting Komentar

Top