SEI RAMPAH | GLOBAL SUMUT - Keluarga Taufan Hasibuan, pasien yang diduga menjadi korban mal praktek di rumah sakit Sultan Sulaiman, Selasa (14/05/2013) sekira pukul 11.30 wib mendatangi direksi dan menuntut
pertanggung jawaban pihak rumah sakit naungan Pemkab Sergai tersebut karena dinilai lalai dan lamban hingga menyebabkan pasien terpaksa harus diamputasi.
Ibu pasien, Maemunah (44) didampingi sejumlah keluarga menyayangkan sikap pihak rumah sakit dalam memberikan perawatan kepada Taufan saat masih berada di rumah sakit tersebut, hal itu dikemukakan oleh
keluarga saat kedua belah pihak mengadakan mediasi di ruang rapat RS. Sultan Sulaiman Sei Rampah.
Sempat terjadi ketegangan, pihak keluarga membantah pernyataan yang dibacakan direksi lantaran dinilai tidak sesuai dengan yang dilakukan pada kenyataannya hingga membuat direksi RS. Sultan Sulaiman yang
langsung dihadapi dr. Achmad Chaidir selaku Direktur Utama memutuskan untuk tidak meneruskan membaca rekam medis pasien karena melihat pihak keluarga masih emosi.
Orang tua Taufan (19), Maemunah menuturkan sangat tertekan ketika mendengar kaki anaknya akan diamputasi maklumlah selama ini Taufan yang membantunya mencari nafkah sebab suaminya telah lama meninggal. Resiko yang harus dihadapi Taufan membuat Maemunah menangis histeris diruang sidang."kalau dia diamputasi siapa yang bantu saya cari nafkah pak, saya orang tua tunggal pak, saya janda..".teriaknya sembari meneteskan air mata.
Karena keduanya berpegang pada dasar masing-masing akhirnya tidak ditemukan penyelesaian yang ujungnya membuat keluarga Taufan murka dan mengancam akan melaporkan kepihak yang berwajib."kalian anggap main-main ya,kita lihat akan kami laporkan kepihak yang berwajib" sebut keluarga.
Karena tak ada kejelasannya, pihak keluarga memutuskan untuk meninggalkan ruangan, sambil menghujat kinerja direksi RS. Sultan Sulaiman yang dinilai semena-mena memberlakukan pasien, direksi
sendiri tidak memiliki kesempatan bicara hanya diam terpana pada kesempatan itu.
Usai pertemuan, Direktur Utama RS. Sultan Sulaiman dr. Achmad Chaidir dalam pernyataan persnya menyatakan pihaknya telah melakukan semua tahapan sesuai dengan prosedur yang berlaku, "tidak benar kami menelantarkan pasien, kami sudah lakukan tahapan pemeriksaan dari mulai pasien masuk tanggal 12 hingga 22 April lalu"ucapnya.
Ditambahkannya, pihak rumah sakit mencoba menerangkan rekam medis pasien namum tak dihiraukan oleh keluarga, yang ngotot minta tanggung jawab, dalam hal ini diungkapkan pihaknya bertanggunb jawab penuh
memberi keterangan kepada pihak keluarga.
Disamping itu tambahnya, pihak rumah sakit membuka diri dan berharap keluarga mau mediasi kembali asal membawa dokter pendamping supaya pihak RS. Sultan Sulaiman bisa menjelaskan kepada yang bersangkutan dengan yang dilakukan apakah menyalahi aturan atau tidak supaya tidak
ada kesalah fahaman.terangnya.(Gs|Umi)
pertanggung jawaban pihak rumah sakit naungan Pemkab Sergai tersebut karena dinilai lalai dan lamban hingga menyebabkan pasien terpaksa harus diamputasi.
Ibu pasien, Maemunah (44) didampingi sejumlah keluarga menyayangkan sikap pihak rumah sakit dalam memberikan perawatan kepada Taufan saat masih berada di rumah sakit tersebut, hal itu dikemukakan oleh
keluarga saat kedua belah pihak mengadakan mediasi di ruang rapat RS. Sultan Sulaiman Sei Rampah.
Sempat terjadi ketegangan, pihak keluarga membantah pernyataan yang dibacakan direksi lantaran dinilai tidak sesuai dengan yang dilakukan pada kenyataannya hingga membuat direksi RS. Sultan Sulaiman yang
langsung dihadapi dr. Achmad Chaidir selaku Direktur Utama memutuskan untuk tidak meneruskan membaca rekam medis pasien karena melihat pihak keluarga masih emosi.
Orang tua Taufan (19), Maemunah menuturkan sangat tertekan ketika mendengar kaki anaknya akan diamputasi maklumlah selama ini Taufan yang membantunya mencari nafkah sebab suaminya telah lama meninggal. Resiko yang harus dihadapi Taufan membuat Maemunah menangis histeris diruang sidang."kalau dia diamputasi siapa yang bantu saya cari nafkah pak, saya orang tua tunggal pak, saya janda..".teriaknya sembari meneteskan air mata.
Karena keduanya berpegang pada dasar masing-masing akhirnya tidak ditemukan penyelesaian yang ujungnya membuat keluarga Taufan murka dan mengancam akan melaporkan kepihak yang berwajib."kalian anggap main-main ya,kita lihat akan kami laporkan kepihak yang berwajib" sebut keluarga.
Karena tak ada kejelasannya, pihak keluarga memutuskan untuk meninggalkan ruangan, sambil menghujat kinerja direksi RS. Sultan Sulaiman yang dinilai semena-mena memberlakukan pasien, direksi
sendiri tidak memiliki kesempatan bicara hanya diam terpana pada kesempatan itu.
Usai pertemuan, Direktur Utama RS. Sultan Sulaiman dr. Achmad Chaidir dalam pernyataan persnya menyatakan pihaknya telah melakukan semua tahapan sesuai dengan prosedur yang berlaku, "tidak benar kami menelantarkan pasien, kami sudah lakukan tahapan pemeriksaan dari mulai pasien masuk tanggal 12 hingga 22 April lalu"ucapnya.
Ditambahkannya, pihak rumah sakit mencoba menerangkan rekam medis pasien namum tak dihiraukan oleh keluarga, yang ngotot minta tanggung jawab, dalam hal ini diungkapkan pihaknya bertanggunb jawab penuh
memberi keterangan kepada pihak keluarga.
Disamping itu tambahnya, pihak rumah sakit membuka diri dan berharap keluarga mau mediasi kembali asal membawa dokter pendamping supaya pihak RS. Sultan Sulaiman bisa menjelaskan kepada yang bersangkutan dengan yang dilakukan apakah menyalahi aturan atau tidak supaya tidak
ada kesalah fahaman.terangnya.(Gs|Umi)
Posting Komentar
Posting Komentar