STABAT | GLOBAL SUMUT - Tokoh masyarakat suku
Karo di Sumatera Utara, Drs. Wara Sinuhaji M Hum, menilai sosok Bupati Langkat,
H Ngogesa Sitepu SH, tidak seperti kebanyakan pemimpin lain di Indonesia
umumnya. Alasannya sederhana, karena mempertahankan berdomisili di kampung
halaman.
Sikap untuk bertahan
menetap sekaligus berdomisili di Sei Limbat Kecamatan Selesai-Langkat, menurut
pakar komunikasi dari USU ini, merupakan suatu kebanggaan di saat pemimpin
kabupaten atau walikota lainnya di Sumut diperkirakan kebanyakan memilih
tinggal di Kota Medan.
“Ayo sama kita perhatikan, siapa dan dimana ada pemimpin
yang memilih tinggal di desa. Sementara untuk lainnya, kemungkinan besar
memilih tinggal di Medan kalau menjadi Bupati atau Walikota di Pemkab ataupun
Pemkot yang ada di Sumut ini,” katanya.
Penegasan itu
dikemukakannya ketika mengikuti acara silaturrahim warga Jenggi Kemawar Desa
Tanjung Merahe Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat dengan Bupati Langkat dan
Ketua TP.PKK Ny. Hj. Nuraida Ngogesa beserta keluarga, Sabtu (25/5).
Dengan memilih tetap
tinggal di kampung atau daerah asalnya, secara tidak langsung dalam perhitungan
ekonomi, Ngogesa menyumbang daerah karena penghasilannya balik lagi ke daerah
bukannya ke tempat lain kalau memilih tinggal di Medan misalnya.
Berbalik dengan
keadaan itu, diperkirakan dia, besar kemungkinan pemimpin suatu kota atau
kabupaten memilih tidak menetap di tempatnya memimpin. Dan diduga hal serupa
banyak terjadi di Indonesia.
“Sampai sejauh ini, secara langsung saya terhitung baru tiga
kali bertatap muka dengan pak Ngogesa ini. Namun, bukan berarti tidak memantau
perkembangan Langkat di bawah kepemimpinannya. Untuk diketahui, saya orangnya
apa adanya kalau bagus saya bilang bagus tetapi kalau tidak saya akan bilang
tidak, sampai sejauh ini menurut hemat penilaian saya, kepemimpinan Ngogesa
sebagai Bupati Langkat masih bagus. Tak salah rasanya, kalau kesempatan
diberikan kepada Ngogesa memimpin Langkat sekali lagi untuk periode
selanjutnya,”
tegas Wara disambut applaus seribuan warga.
Bupati Langkat, H
Ngogesa Sitepu SH, dalam kesempatan itu merasa tersanjung dilaksanakannya
silaturrahim tersebut. Dikemukakan dia, doa masyarakat menjadi suatu kekuatan
sangat dahsyat dalam mengemban amanah dengan tidak lupa selalu berserah diri
kepada Allah SWT.
Menatap pesta
demokrasi rakyat di Pemilu Kada Langkat pada Oktober 2013 mendatang, Ngogesa
berniat melanjutkan periodesasi kepemimpinan hingga 2019. Untuk memenuhi
harapan itu, saat ini selain Partai Golkar yang nota bene tempatnya bernaung
memberikan dukungan tercatat ada juga partai Hanura, PKB dan PDP.
Namun demikian, ajak
Ngogesa, hingar bingar Pemilu Kada tidak menjadikan masyarakat harus
terpecah-pecah dan harus dihindari. Artinya seluruh pihak harus menahan diri,
dengan mengabaikan provokasi ataupun fitnah bahkan saling jelek menjelekkan
satu sama lainnya.
“Sebagai ilustrasi, sejak tahun 2012 lalu Pemkab Langkat
dalam penilaian BPK-RI tidak lagi berpredikat discleamer yakni laporan
keuangannya tidak diakui pemerintah pusat. Opini itu terhapus dengan perolehan wajar
dengan pengecualian (WDP) tak lain mengindikasikan sudah membaik, walaupun
disetujuinya masih dengan pengecualian,” beber Ngogesa.
Momen
silaturrahim yang sesekali diwarnai dengan penggunaan bahasa daerah berlangsung
khidmat. Tampak meramaikan kegiatan tersebut, pelaksana harian Sekdakab Langkat
dr. H. Indra Salahuddin, Staf ahli Bupati Eddy Dharma, Kepala BKD Amril
Nasution, Kepala Dinas PU Ir Bambang, Inspektur Sedar Sembiring, Camat Selesai
Ikhsan Afrija serta undangan lain dari unsur Muspika. Sebelum acara usai,
rombongan Bupati Langkat beserta keluarga maupun pejabat diberikan kesempatan
menari hingga akhirnya berkenan meninggalkan acara.(Awaluddin / Langkat)
Posting Komentar
Posting Komentar