AEK KANOPAN I
GLOBAL SUMUT -Saat melakukan
tugas jurnalistiknya SuryaDarma (38) salah seorang wartawan TV
untuk melakukan suatu liputan diKlinik Flora Aek Kanopan Kabupaten
Labuhanbatu Utara (Labura) terkait pasien yang telah selesai menjalani operasi
, oknum dr F PS, dokter Unit Gawat Darurat (UGD) klinikFlo ra menepis kamera
wartawan TV sehing
ga mengakibatkan sayap kameranya menjadi rusak, Minggu (24/3) sekitar pukul 1.30.
Surya Darma mengatakan pada media online GLOBL SUMUT.COM insiden itu terjadi saat dia melakukan peliputan diareal klinik flora Aek Kanopan terhadap pasien Ernita Br Simamora warga Desa gunung Melayu Kecamatan Kualuh selatan setelah selesai menjalani operasi , diduga karena tidak mendapat ijin dari pihak klinik flora untuk melakukan peliputan dengan spontan oknum dokter keluar dari salah satu ruangan datang menghampiri wartawan TV lalu menepis kameranya yang mengakibatkan sayap lampu kameranya rusak.
Surya Darma pun tidak terima dengan tindakan yang dilakukan oleh dr F Ps oknum dokter UGD klinik flora itu, Surya langsung membuat laporan pengaduan ke Polsek kualuh Hulu dengan No. STPL/146/iii/2013/spk”c”.
Pihak keluarga Ernita (pasien) yang telah selesai menjalani operasi itu mengatakan pada media online GLOBAL SUMUT.COM , pada waktu itu Erni yang sakit hendak mau melahirkan. Pihak keluargapun langsung mengambil inisiatif untuk membawa berobat ke Puskesmas guntingsaga, masih dalam perjalanan menuju puskesmas, Ernita melahirkan seorang bay didalam mobil yang membawa, dan terus menuju puskesmas gunting saga.
Setelah sampai dipuskesmas Guntingsaga Ernita mendapat pertolongan dari medis puskesmas. Dan perawat puskesmas benisial FS menyarankan dan merujuk ke Klinik Flora Aek Kanopan, karena kondisinya Ernita sangat memprihatinkan.
Sementara, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aek Kanopan Kebanggaan masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Utara itu yang bersebelahan dengan klinik Flora, namun Ernita bukan dirujuk ke RSUD Aek Kanopan.
Setelah sampaidiklinikFlora,Ernitamendapat pertolongan dan perawatan dari pihakdokter klinik. Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap Ernita, ternyata Ernita yang melahirkan anak ke empatnya itu , sudah pernah mengalami operasi caersar. Dan dokter klinik Flora yang menangani Ernita pun memutuskan untuk melakukan tindakan operasi, karena uri-urinya si bay yang lahir didalam mobil yang membawanya itu ada tertinggal didalam perut Ernita dan harus dilakukan tindakan operasi demi menyelamatkan Ernita dan anaknya.
Pihak dokter klinik Flora dan pihak keluarga Erni menyepakati keupusan dokter untuk dilakukan tindakan operasi demi keselamatan Ernita dan bay nya. Setelah tim dokter spesialis kandungan Dr Binsar Sitanggang SpoG dan dokter spesialis bedah Dr Awaludin SpB selesai melukakan operasi dan berhasil menyelamat kan Ernita dan bay nya, dan selama enam hari Ernita mendapat perawatan di klinik Flora.
Salah seorang perawat mengatakan pada media online GLOBAL SUMUT.COM, bahwa bay yang dilahirkan oleh Ernita itu masih kondisi kurang umur, sehingga bay itu harus dimasuk kan kedalam inkubator. Dan pihak klinik serta tim dokter sudah melakukan yangterbaik untuk Ernita demi menyelamatkan bay nya.
Dr F P oknum dokter UGD klinik Flora yang didampingi Dr Binsr Sitanggang SpoG mengata kan, kita semua tim yang menangani Ernita sudah sesuai dengan sumpah dan janji kita sebag ai dokter untuk menyelamatkan nyawa pasien. Terkait besarnya dana peratan dan operasi nya itu sudah sangat murah dan normal, karena obat yang kita pakai untuk melakukan oper asi itu sangat lumayan harganya, obat cairan itu kita harus pakai untuk menenang denyut getaran organ tubuh perut. Dan, darah pun kita masukkan sebanyak tiga kanong,kata Binsar Minggu(24/3).
Pdt MA Manurung dan Ronal Butar- Butar yang prihatin melihat kondisi dan keadaan hidup perekonomiannnya Ernita yang tidak akan mampu untuk membayar biaya operasi dan pera watanya selama enam hari sebesar Rp.22.800.000, terpaksana Ronal harus menjalankan profosal untuk penggalangan bantuan dana untuk menutupi biaya operasi dan perawatannya Ernita.
Ronal pun berhasil mengumpulkan uang sebanyak Rp.9.000.000, dengan bermodalkan itu Ronal dan Pdt MA Manurung memohon belas kasihan dari pihak pengelola klinik Flora agar bisa membantu biaya Ernita dengan uang yang dikumpulkannya, namun pihak klinik Flora tidak menerima permohonan dari Pdt MA manurung dan Ronal itu agar bisa membawa pulang Ernita dengan bay nya bersama mereka ke gunung Melayu.
Akhirnya Ronal Butar-Butar dan Pdt MA Manurung dan rombongan pihak keluarga Ernita pun pulang ke gunung melayu dengan tangan hampa tanpa membawa Ernita dan Bay nya pulang ke Gunung Melayu. Pdt MA Manurung yang sengaja datang ke klinik Flora memo hon belas kasihan dari pihak pengelola klinik Flora itu, agar Ernita diperbolehkan pulang ber sama mereka ke kampung melayu bersama Ernita, Namun pihak klinik Flora tidak mengi jinkannya, dengan alasan wartawan TV dan wartawan lainnya yang sempat meliput Ernita di klinik Flora itu harus membuat surat permohonan keringanan biaya yang ditujukan pada pengelola klinik Flora dan pada tim yang melakuka noperasi pada Ernita, katanya Pdt MA Manurung.
Ronal menambahkan, kami dituduh pihak pengeloa klinik Flora membawa wartawan TV dan wartawan cetak itu untuk meliputnya, pada hal saya tidak ada mengundang wartawan TV dan wartawan media cetak. Dan besok Ronal bersama dengan pihak keluarganya akan mela kukan penggalangan dana pada sekretariat Pemerintak kabupaten Labuhanbatu utara yang di pimpin H Kharuddin Syah Sitorus ( Bupati), kata Ronal.
Pihak pengelola klinik Flora menampik tudingan –tudingan miring itu, tidak akan mungkin media wartawan TV dan wartawan media cetak itu mengetahui ini semua kalau memaang tidak diberitahukan. Kalau pihak keluarga Ernita datang bagus- bagus memohon pada penge lola klinik Flora tidak akan mungkin tidak dibantu keringanan biayanya. Sebab, kita kan harus berkordinasi dulu dengan tim dokter yang melakukan tindakan operasinya.
Buka bisa semau kita melakukan pengurangan biaya itu, sebab biaya untuk honor dokter sudah tertentu, katanya salah seorang dokter.
“ Kita juga mau membantu Ernita terkait rincian biaya yang telah ditotal , asal media wartawan TV dan media wartawan cetak itu saja mau membuat surat permohonan keringanan biaya pada dokter yang melakukan tidak operasinya.”(Andi/Untung/Labura)
ga mengakibatkan sayap kameranya menjadi rusak, Minggu (24/3) sekitar pukul 1.30.
Surya Darma mengatakan pada media online GLOBL SUMUT.COM insiden itu terjadi saat dia melakukan peliputan diareal klinik flora Aek Kanopan terhadap pasien Ernita Br Simamora warga Desa gunung Melayu Kecamatan Kualuh selatan setelah selesai menjalani operasi , diduga karena tidak mendapat ijin dari pihak klinik flora untuk melakukan peliputan dengan spontan oknum dokter keluar dari salah satu ruangan datang menghampiri wartawan TV lalu menepis kameranya yang mengakibatkan sayap lampu kameranya rusak.
Surya Darma pun tidak terima dengan tindakan yang dilakukan oleh dr F Ps oknum dokter UGD klinik flora itu, Surya langsung membuat laporan pengaduan ke Polsek kualuh Hulu dengan No. STPL/146/iii/2013/spk”c”.
Pihak keluarga Ernita (pasien) yang telah selesai menjalani operasi itu mengatakan pada media online GLOBAL SUMUT.COM , pada waktu itu Erni yang sakit hendak mau melahirkan. Pihak keluargapun langsung mengambil inisiatif untuk membawa berobat ke Puskesmas guntingsaga, masih dalam perjalanan menuju puskesmas, Ernita melahirkan seorang bay didalam mobil yang membawa, dan terus menuju puskesmas gunting saga.
Setelah sampai dipuskesmas Guntingsaga Ernita mendapat pertolongan dari medis puskesmas. Dan perawat puskesmas benisial FS menyarankan dan merujuk ke Klinik Flora Aek Kanopan, karena kondisinya Ernita sangat memprihatinkan.
Sementara, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aek Kanopan Kebanggaan masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Utara itu yang bersebelahan dengan klinik Flora, namun Ernita bukan dirujuk ke RSUD Aek Kanopan.
Setelah sampaidiklinikFlora,Ernitamendapat pertolongan dan perawatan dari pihakdokter klinik. Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap Ernita, ternyata Ernita yang melahirkan anak ke empatnya itu , sudah pernah mengalami operasi caersar. Dan dokter klinik Flora yang menangani Ernita pun memutuskan untuk melakukan tindakan operasi, karena uri-urinya si bay yang lahir didalam mobil yang membawanya itu ada tertinggal didalam perut Ernita dan harus dilakukan tindakan operasi demi menyelamatkan Ernita dan anaknya.
Pihak dokter klinik Flora dan pihak keluarga Erni menyepakati keupusan dokter untuk dilakukan tindakan operasi demi keselamatan Ernita dan bay nya. Setelah tim dokter spesialis kandungan Dr Binsar Sitanggang SpoG dan dokter spesialis bedah Dr Awaludin SpB selesai melukakan operasi dan berhasil menyelamat kan Ernita dan bay nya, dan selama enam hari Ernita mendapat perawatan di klinik Flora.
Salah seorang perawat mengatakan pada media online GLOBAL SUMUT.COM, bahwa bay yang dilahirkan oleh Ernita itu masih kondisi kurang umur, sehingga bay itu harus dimasuk kan kedalam inkubator. Dan pihak klinik serta tim dokter sudah melakukan yangterbaik untuk Ernita demi menyelamatkan bay nya.
Dr F P oknum dokter UGD klinik Flora yang didampingi Dr Binsr Sitanggang SpoG mengata kan, kita semua tim yang menangani Ernita sudah sesuai dengan sumpah dan janji kita sebag ai dokter untuk menyelamatkan nyawa pasien. Terkait besarnya dana peratan dan operasi nya itu sudah sangat murah dan normal, karena obat yang kita pakai untuk melakukan oper asi itu sangat lumayan harganya, obat cairan itu kita harus pakai untuk menenang denyut getaran organ tubuh perut. Dan, darah pun kita masukkan sebanyak tiga kanong,kata Binsar Minggu(24/3).
Pdt MA Manurung dan Ronal Butar- Butar yang prihatin melihat kondisi dan keadaan hidup perekonomiannnya Ernita yang tidak akan mampu untuk membayar biaya operasi dan pera watanya selama enam hari sebesar Rp.22.800.000, terpaksana Ronal harus menjalankan profosal untuk penggalangan bantuan dana untuk menutupi biaya operasi dan perawatannya Ernita.
Ronal pun berhasil mengumpulkan uang sebanyak Rp.9.000.000, dengan bermodalkan itu Ronal dan Pdt MA Manurung memohon belas kasihan dari pihak pengelola klinik Flora agar bisa membantu biaya Ernita dengan uang yang dikumpulkannya, namun pihak klinik Flora tidak menerima permohonan dari Pdt MA manurung dan Ronal itu agar bisa membawa pulang Ernita dengan bay nya bersama mereka ke gunung Melayu.
Akhirnya Ronal Butar-Butar dan Pdt MA Manurung dan rombongan pihak keluarga Ernita pun pulang ke gunung melayu dengan tangan hampa tanpa membawa Ernita dan Bay nya pulang ke Gunung Melayu. Pdt MA Manurung yang sengaja datang ke klinik Flora memo hon belas kasihan dari pihak pengelola klinik Flora itu, agar Ernita diperbolehkan pulang ber sama mereka ke kampung melayu bersama Ernita, Namun pihak klinik Flora tidak mengi jinkannya, dengan alasan wartawan TV dan wartawan lainnya yang sempat meliput Ernita di klinik Flora itu harus membuat surat permohonan keringanan biaya yang ditujukan pada pengelola klinik Flora dan pada tim yang melakuka noperasi pada Ernita, katanya Pdt MA Manurung.
Ronal menambahkan, kami dituduh pihak pengeloa klinik Flora membawa wartawan TV dan wartawan cetak itu untuk meliputnya, pada hal saya tidak ada mengundang wartawan TV dan wartawan media cetak. Dan besok Ronal bersama dengan pihak keluarganya akan mela kukan penggalangan dana pada sekretariat Pemerintak kabupaten Labuhanbatu utara yang di pimpin H Kharuddin Syah Sitorus ( Bupati), kata Ronal.
Pihak pengelola klinik Flora menampik tudingan –tudingan miring itu, tidak akan mungkin media wartawan TV dan wartawan media cetak itu mengetahui ini semua kalau memaang tidak diberitahukan. Kalau pihak keluarga Ernita datang bagus- bagus memohon pada penge lola klinik Flora tidak akan mungkin tidak dibantu keringanan biayanya. Sebab, kita kan harus berkordinasi dulu dengan tim dokter yang melakukan tindakan operasinya.
Buka bisa semau kita melakukan pengurangan biaya itu, sebab biaya untuk honor dokter sudah tertentu, katanya salah seorang dokter.
“ Kita juga mau membantu Ernita terkait rincian biaya yang telah ditotal , asal media wartawan TV dan media wartawan cetak itu saja mau membuat surat permohonan keringanan biaya pada dokter yang melakukan tidak operasinya.”(Andi/Untung/Labura)
Posting Komentar
Posting Komentar