SECANGGANG | GLOBAL SUMUT - Musim panen kali ini terasa istimewa bagi petani di Kelurahan Hinai Kiri Kecamatan Secanggang, ini disebabkan lantaran hasil panen yang meningkat dari sebelumnya, jika dikalkulasikan hasil panen kali ini naik mencapai 20 % sekali musim tanam. peningkatan ini tak lepas dari kondisi cuaca yang mendukung akhir-akhir ini sehingga panen kali ini dikatakan berhasil.
Peningkatan hasil panen ini juga berpengaruh pada melonjaknya harga gabah di langkat persisnya di secanggang yang mencapai Rp. 4.600/kg, angka tersebut memicu kenaikan beras mencapai Rp.10.000 an/kg nya. Namun demikian kenaikan harga gabah tersebut dirasa sangat menguntungkan bagi petani tradisional di langkat tepatnya di hinai kiri yang menjadi salah satu lumbung padi di langkat.
"ada peningkatan dari musim panen sebelumnya dimana harga gabah naik mencapai Rp. 4.600/kg, kondisi ini tak lepas dari faktor cuaca yang mendukung tentu mendukung pada awal tahun ini sehingga padi tumbuh dan
berbunga dengan baik, kami berharap ada kenaikan lagi untuk musim panen berikutnya". Sebut Sawon petani tradisional yang juga ikut menjadi pekerja pemanen padi (ngomben) di Secanggang ini.
Kenaikan harga gabah yang memicu melonjaknya harga beras juga memacu petani untuk tetap menggunakan bibit unggul pada musim tanam (mt)yang dimulai pertengahan maret nanti, selain sebagai pendukung pupuk
berkelas dan racun hama akan digunakan untuk mengenjot pertumbuhan padi serta membunuh hama wereng yang dapat menyebabkan padi hampa hingga berujung gagal panen.
"kondisi panen kali ini bisa dibilang lumayan meski harga beras melonjak namun petani merasa beruntung dengan kenaikan gabah, ini memacu kami untuk terus menggunakan bibit unggul pada musim tanam
pertengahan maret nanti, mudah-mudahan semua mendukung baik dari alam maupun pendukung tani agar kelak panen lebih baik lagi". Sawon mengakhiri.(Nov/Global Sumut)
Peningkatan hasil panen ini juga berpengaruh pada melonjaknya harga gabah di langkat persisnya di secanggang yang mencapai Rp. 4.600/kg, angka tersebut memicu kenaikan beras mencapai Rp.10.000 an/kg nya. Namun demikian kenaikan harga gabah tersebut dirasa sangat menguntungkan bagi petani tradisional di langkat tepatnya di hinai kiri yang menjadi salah satu lumbung padi di langkat.
"ada peningkatan dari musim panen sebelumnya dimana harga gabah naik mencapai Rp. 4.600/kg, kondisi ini tak lepas dari faktor cuaca yang mendukung tentu mendukung pada awal tahun ini sehingga padi tumbuh dan
berbunga dengan baik, kami berharap ada kenaikan lagi untuk musim panen berikutnya". Sebut Sawon petani tradisional yang juga ikut menjadi pekerja pemanen padi (ngomben) di Secanggang ini.
Kenaikan harga gabah yang memicu melonjaknya harga beras juga memacu petani untuk tetap menggunakan bibit unggul pada musim tanam (mt)yang dimulai pertengahan maret nanti, selain sebagai pendukung pupuk
berkelas dan racun hama akan digunakan untuk mengenjot pertumbuhan padi serta membunuh hama wereng yang dapat menyebabkan padi hampa hingga berujung gagal panen.
"kondisi panen kali ini bisa dibilang lumayan meski harga beras melonjak namun petani merasa beruntung dengan kenaikan gabah, ini memacu kami untuk terus menggunakan bibit unggul pada musim tanam
pertengahan maret nanti, mudah-mudahan semua mendukung baik dari alam maupun pendukung tani agar kelak panen lebih baik lagi". Sawon mengakhiri.(Nov/Global Sumut)
Posting Komentar
Posting Komentar