BELAWAN | GLOBAL SUMUT - Ketua Forum Taruna Nelayan Indonesia (FTNI) kota Medan
Rusli AS melalui globalsumut, Senin (15/10/2012) menilai, masuknya ikan
impor dari Malaysia ke Sumut melalui Pelabuhan Belawan masuk dalam
wilayah PPSB dan Kawasan Industri Medan (KIM) mengakibatkan pasaran
harga ikan local anjlok serta semangkin membunuh pendapatan nelayan.
Nilai jual ikan lokal hasil tangkapan nelayan menjadi rendah dari biasanya ikan tangkapan nelayan bisa dijual dengan harga sekitar Rp18 ribu/kgnya malah menjadi Rp15 hingga Rp10 ribu saja sebab pasaran ikan impor jauh lebih murah,apalagi masyarakat kita saat ini lebih mencari harga yang murah ketimbang harga ikan yang tinggi dan berkwalitas.
Rusli menjelaskan, hingga kini masih terus berlangsung masuknya ikan impor semangkin menambah beban penderitaan masyarakat nelayan lokal dan tradisional, mikro dan nelayan kecil. Dimana dampak dari masuknya ikan impor tersebut telah menyebabkan anjloknya harga hasil produksi tangkapan masyarakat nelayan kecil bahkan berimbas pada persaingan harga yang tak sehat diantara para pedagang ikan.
Masyarakat nelayan di Belawan menolak keras masuknya ikan asing tersebut sebab ikan impor hanya membuat anjloknya harga penjualan ikan lokal, apalagi harga-harga ikan impor dinilai sangat menjatuhkan harga ikan.
Dimana, ikan impor jenis gembung dan selar dipasarkan hanya Rp 15 ribu/Kgnya sedangkan harga ikan lokal yang biasa dijual Rp20 ribu hingga Rp25 ribu menjadi tak laku hingga berimbas pada merosotnya nilai jual ikan lokal hasil tangkapan nelayan disini.papar Rusli.
FTNI mendesak kepada PSDKP untuk segera menertibkan peredaran ikan impor yang merambah ke pasaran tradisional bahkan kita menjadi malu sebagai negara maritim akantetapi ketergantungan ikan impor dengan alasan tertentu.(Agus Salim).
Nilai jual ikan lokal hasil tangkapan nelayan menjadi rendah dari biasanya ikan tangkapan nelayan bisa dijual dengan harga sekitar Rp18 ribu/kgnya malah menjadi Rp15 hingga Rp10 ribu saja sebab pasaran ikan impor jauh lebih murah,apalagi masyarakat kita saat ini lebih mencari harga yang murah ketimbang harga ikan yang tinggi dan berkwalitas.
Rusli menjelaskan, hingga kini masih terus berlangsung masuknya ikan impor semangkin menambah beban penderitaan masyarakat nelayan lokal dan tradisional, mikro dan nelayan kecil. Dimana dampak dari masuknya ikan impor tersebut telah menyebabkan anjloknya harga hasil produksi tangkapan masyarakat nelayan kecil bahkan berimbas pada persaingan harga yang tak sehat diantara para pedagang ikan.
Masyarakat nelayan di Belawan menolak keras masuknya ikan asing tersebut sebab ikan impor hanya membuat anjloknya harga penjualan ikan lokal, apalagi harga-harga ikan impor dinilai sangat menjatuhkan harga ikan.
Dimana, ikan impor jenis gembung dan selar dipasarkan hanya Rp 15 ribu/Kgnya sedangkan harga ikan lokal yang biasa dijual Rp20 ribu hingga Rp25 ribu menjadi tak laku hingga berimbas pada merosotnya nilai jual ikan lokal hasil tangkapan nelayan disini.papar Rusli.
FTNI mendesak kepada PSDKP untuk segera menertibkan peredaran ikan impor yang merambah ke pasaran tradisional bahkan kita menjadi malu sebagai negara maritim akantetapi ketergantungan ikan impor dengan alasan tertentu.(Agus Salim).
Posting Komentar
Posting Komentar