MEDAN DELI | GLOBAL SUMUT - Fahrur Rozi (31) warga Jalan Rawe pasar V
Martubung Kelurahan Tangkahan Kecamatan Medan Labuhan sudah 2 tahun melakoni
usaha dalam pembuatan tusuk sate.
Sebelum melakoni usaha ini Fahrur pada masa mudanya telah belajar membuat tusuk sate di Malang hingga akhirnya berfikir untuk menggeluti usaha ini secara profesional. Untuk memenuhi cita-citanya ini, sekitar 4 tahun lalu Dia telah menanam bambu jenis Betung sebagai bahan baku Tusuk Sate dengan areal 75 hektare.
Demikian dijelaskan Fahrur ketika wartawan global sumut menyambangi tempat usahanya yang sangat sederhana dengan karyawan tetap sebanyak 5 orang dan peralatan sederhana, Kamis(11/10).
Fahrur yang merupakan jebolan STM Telkom itu mengatakan dengan anggota 5 orang kami dapat menghasilkan 30 kg tusuk sate sudah jadi, disamping itu saya memberdayakan warga sekitar dalam hal pembelahan dan pembulatan bambu secara manual namun untuk peruncingan kami sangat terkendala sebab jika dilakukan secar manual kurang memadai. Karena itu sebenarnya saya sangat membutuhkan mesin peruncing untuk mampu mencapai permintaan pasar.
Fahrur mengatakan saat ini permintaan pasar sangat besar sebab produk kami mutunya bagus karena bambu yang kami olah adalah bambu kwalitas bagus dan telah mendapat lisensi, namun karena modal kurang kami tidak mampu membeli mesin peruncing yang berkisar hargaya 30 juta / satu unit, ungkapnya.
Dia menambahkan tentang bahan baku bambunya, jika produksi kami sekitar 20 ton per bulan persediaan bambu yang telah kami tanam dan sudah produksi, mampu memenuhi kebutuhan produksi selama 15 tahun kedepan diarel 75 ha itu sehingga masyarakat disekitar ini dapat di berdayakan. Sebenarnya jika ada modal kita, masih banyak lagi produksi yang akan dihasilkan seperti tusuk gigi, sumpit dan yang lainnya karena resiko sangat minim, tambahnya.(H.Silaen)
Sebelum melakoni usaha ini Fahrur pada masa mudanya telah belajar membuat tusuk sate di Malang hingga akhirnya berfikir untuk menggeluti usaha ini secara profesional. Untuk memenuhi cita-citanya ini, sekitar 4 tahun lalu Dia telah menanam bambu jenis Betung sebagai bahan baku Tusuk Sate dengan areal 75 hektare.
Demikian dijelaskan Fahrur ketika wartawan global sumut menyambangi tempat usahanya yang sangat sederhana dengan karyawan tetap sebanyak 5 orang dan peralatan sederhana, Kamis(11/10).
Fahrur yang merupakan jebolan STM Telkom itu mengatakan dengan anggota 5 orang kami dapat menghasilkan 30 kg tusuk sate sudah jadi, disamping itu saya memberdayakan warga sekitar dalam hal pembelahan dan pembulatan bambu secara manual namun untuk peruncingan kami sangat terkendala sebab jika dilakukan secar manual kurang memadai. Karena itu sebenarnya saya sangat membutuhkan mesin peruncing untuk mampu mencapai permintaan pasar.
Fahrur mengatakan saat ini permintaan pasar sangat besar sebab produk kami mutunya bagus karena bambu yang kami olah adalah bambu kwalitas bagus dan telah mendapat lisensi, namun karena modal kurang kami tidak mampu membeli mesin peruncing yang berkisar hargaya 30 juta / satu unit, ungkapnya.
Dia menambahkan tentang bahan baku bambunya, jika produksi kami sekitar 20 ton per bulan persediaan bambu yang telah kami tanam dan sudah produksi, mampu memenuhi kebutuhan produksi selama 15 tahun kedepan diarel 75 ha itu sehingga masyarakat disekitar ini dapat di berdayakan. Sebenarnya jika ada modal kita, masih banyak lagi produksi yang akan dihasilkan seperti tusuk gigi, sumpit dan yang lainnya karena resiko sangat minim, tambahnya.(H.Silaen)
Posting Komentar
Posting Komentar